Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO ISS Ceritakan Kisah-kisah Inspiratif Karyawannya

Kompas.com - 11/05/2016, 16:03 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — President Director dan Chief Executive Officer ISS Indonesia Elisa Lumbantoruan bangga menceritakan pengalaman karyawannya yang menjadi frontliner. Frontliner merupakan istilah di perusahaan tersebut untuk menyebut mereka yang bertugas sebagai petugas cleaning service ataupun security di perusahaan klien ISS.

ISS sendiri merupakan perusahaan outsourcing penyedia tenaga kerja di bidang tersebut. Cerita tersebut dia tunjukkan melalui sebuah video yang ditayangkan dalam acara penghargaan Best Employee dan Golden Heart.

Video pertama adalah mengenai Roslina. Seorang petugas cleaning service yang bertugas di sebuah rumah sakit di Medan.

"Tayangan ini sudah diperhalus agar layak ditonton. Tapi kisahnya real, benar-benar terjadi," ujar Elisa di Graha ISS, Bintaro, Rabu (11/5/2016).

Dalam video tersebut, Roslina tampak sedang membersihkan toilet perempuan. Ketika itu, dia mendapati ada kotoran manusia yang tumpah ke lantai melalui celah pintu toilet. Dia mengetuk pintu itu sambil bertanya apa yang terjadi kepada wanita di dalam.

Wajah Roslina tampak kaget ketika seorang nenek keluar dari toilet itu dengan pakaian berlumuran kotoran.

"Mohon maaf, saya tidak bisa memakai toiletnya," ujar nenek tersebut melalui video.

Roslina tampak tersenyum melihat nenek tersebut. Bukannya memarahi, Roslina malah membantu sang nenek melepas pakaiannya dan mencucikannya. Pakaian nenek itu dicuci di wastafel toilet dan dikeringkan melalui hand-dryer. Setelah itu, pakaian itu diberikan kembali kepada si nenek.

"Security" baik hati

Elisa juga menunjukkan video karyawannya yang lain yang bertugas sebagai access control atau yang kita kenal dengan sebutan petugas security bernama Iwan. Iwan bertugas di salah satu rumah sakit di kawasan Surabaya.

Suatu ketika, selama tujuh hari berturut-turut, Iwan selalu membantu seorang pasien bernama Rudi yang melayani rawat jalan. Ketika Rudi turun dari mobil, Iwan selalu mendorong kursi roda Rudi ke dalam rumah sakit.

Kondisi Rudi berangsur membaik. Secara tidak sengaja, Rudi melintas di halaman rumah sakit ketika Iwan sedang melakukan briefing bersama petugas access control lainnya. Dalam briefing itu, Rudi mendengar namanya disebut oleh Iwan. Iwan mengajak semua petugas access control untuk mendoakan kesembuhan Rudi.

Perbuatan sederhana Iwan tersebut ternyata sangat membekas bagi Rudi. Terbukti, setelah Rudi sembuh, dia memberikan hadiah untuk Iwan berupa perjalanan umrah.

"Hebat adalah apabila klien kita menyadari kehadiran kita dengan cara mengapresiasi dan menginginkan kehadiran kita di lingkungan itu," ujar Elisa.

Ketika petinggi perusahaan bukan orang utama

Elisa menjelaskan, pekerjaan ini bukan hanya membutuhkan kinerja yang baik, melainkan juga pelayanan memuaskan terhadap customer. Hal ini membuat frontliner justru menjadi bagian paling penting dalam perusahaan ISS. Sebab, merekalah yang berhadapan langsung dengan klien dan customer.

"Bukan CEO yang jadi orang penting, tapi mereka," ujar Elisa.

Terlebih lagi, bagi perusahaan ini, jumlah frontliner adalah 99 persen dari total karyawan perusahaan. Itulah sebabnya, dalam acara penghargaan hari ini, hampir semua petinggi perusahaan menyalami ratusan karyawan yang mendapat penghargaan. (Baca: Petugas "Cleaning Service" Ini Kembalikan Uang Rp 6 Juta karena Takut Dosa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com