Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Sepeda Motor Mengaku Dipukul Polisi, Ini Penjelasan Polres Tangsel

Kompas.com - 17/05/2016, 14:19 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Pemilik akun Facebook bernama Wisnuhandy Widyoastono mengunggah tulisan tentang pengalamannya saat melintas di daerah Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (16/5/2016). Ketika tengah mengemudikan sepeda motor di sana, dia mengaku tiba-tiba diberhentikan polisi lalu lintas yang berujung pemukulan terhadap dirinya.

"Hati-hati terhadap tiga petugas ini. Sangat ringan tangan," demikian tulis Wisnu dalam akun Facebook miliknya.

Wisnu menceritakan, kejadian tersebut bermula ketika dirinya melaju di dekat perempatan Duren yang berada di wilayah Kampung Sawah. Kondisi kala itu macet di segala arah. Ketika sedang menunggu antrean kendaraan, Wisnu mengaku tiba-tiba diberhentikan oleh satu polisi lalu lintas di sana.

"Tiba-tiba disuruh menepi oleh petugas polisi untuk ditanya surat-surat kendaraan. Di lokasi tersebut tidak ada papan pemberitahuan razia atau pemeriksaan," tulis Wisnu.

Karena tidak terlihat sedang ada razia di sana, Wisnu mengaku menanyakan secara baik-baik apakah polisi yang menilangnya mempunyai surat tugas. Namun, dari penuturannya, polisi berinisial N malah membentaknya dan mengajak menemui komandannya di dekat sana.

Masih didasari rasa penasaran, Wisnu kembali menanyakan hal yang sama kepada para polisi. Tidak lama kemudian, satu polisi lagi datang dan ikut memarahi Wisnu. Tiba-tiba, Wisnu mengatakan, dirinya dipukuli oleh kedua polisi yang ada di sana.

Pemukulan berlangsung hingga ada satu polisi lagi yang datang dan ikut memukul Wisnu. Tidak terima dengan perlakuan itu, Wisnu pun memfoto para polisi yang dia sebut telah memukulnya. Namun, polisi yang bersangkutan menutupi tulisan nama di seragamnya.

Foto yang dimaksud ikut diunggah oleh Wisnu di akun Facebook miliknya. Ada tujuh foto yang dia unggah.

Selepas dari kejadian tersebut, Wisnu mendatangi komandan para polisi yang memukulinya. Dia menegaskan mau melaporkan tentang pemukulan yang dia alami.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kapolres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan membantah pernyataan Wisnu. Ayi mengungkapkan, hal yang terjadi sebenarnya jauh berbeda dari apa yang dimuat Wisnu di media sosial.

"Tidak ada pemukulan dari anggota saya. Wisnu sudah bohong, menyebarkan informasi bohong. Malahan awalnya dia yang nyelonong lawan arah pas lagi macet, makanya diberhentikan oleh petugas kami," ujar Ayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com