JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan siswa kelas VI SD Negeri 03 Jatirasa di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi batal terpaksa kecewa karena acara perpisahan dan study tour-nya batal dilakukan. Acara tersebut batal setelah pihak penyelenggara acara (event organizer/EO) diduga membawa kabur uang yang telah disetor senilai Rp 39 juta.
Orangtua siswa, lalu melaporkan kasus penipuan itu ke Mapolsek Jatiasih agar pelaku yang berinisial F ini segera ditangkap.
Rini Hastiawati (35), orangtua salah satu siswa setempat menjelaskan seharusnya pagi ini rombongan siswa dari kelas VI sudah berangkat ke lokasi acara perpisahan di Taman Wisata Matahari Puncak, Kabupaten Bogor.
Namun, ditunggu hingga pukul 10.00, pihak penyelenggara acara tak kunjung muncul di sekolah tersebut.
Menurut dia, dugaan penipuan oleh penyelenggara dari pihak ketiga bernama CV Pelangi, itu semakin menguat saat komite sekolah tidak bisa menghubungi mereka lewat sambungan telepon.
Komite sekolah juga sudah berupaya menyambangi kantor penyelenggara di daerah Jakarta Timur, namun kantornya telah tutup.
“Makanya kami buat laporan ke Polsek Jatiasih supaya kasus ini segera diproses,” kata Rini.
Sementara itu, orangtua siswa lainnya, berinisial M menambahkan, sebetulnya tahun ini komite sekolah berencana mengganti pihak penyelenggara acara.
Namun karena salah satu orangtua siswa ada yang mengenal pelaku, mereka akhirnya tetap menggunakan jasa EO tersebut.
"Tahun lalu sih nggak ada apa-apa. Kegiatan study tour juga berjalan lancar dan normal,” kata M.
Seorang guru kelas VI SDN Jatirasa 03, Anisa mengatakan total biaya perjalan itu mencapai Rp 62 juta. Namun uang yang sudah disetorkan ke perusahaan itu sebesar Rp 39 juta.
Uang tersebut dikumpulkan dari para peserta yang berasal dari 153 siswa kelas VI, guru dan orangtua murid.
Anisa menyesalkan kejadian itu karena keinginan siswa untuk bisa berangkat study tour sangat besar.
Apalagi, uang keberangkatan sebesar Rp 400.000 per orang itu dikumpulkan para siswa dengan cara menabung sebesar Rp 500-Rp 1.000 per hari.
"Kasihan, anak-anak sudah susah payah menabung, uangnya malah dibawa kabur,” kata Anisa.