Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trafi Diharapkan Dorong Warga Beralih ke Transportasi Umum

Kompas.com - 26/05/2016, 08:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Country Manager Trafi Indonesia Dimas Dwilasetio berharap aplikasi Trafi dapat mendorong warga beralih menggunakan transportasi umum.

Sebelum diluncurkan di Jakarta, aplikasi Trafi telah digunakan di Lithuania, Turki, India, dan negara lain.

"Data survei bulan Desember tahun 2014 di Turki dan Lithuania, pengguna Trafi di kota tersebut lebih sering mempergunakan public transport setelah mereka tahu ada aplikasi Trafi," kata Dimas, saat peluncuran aplikasi Trafi, di Penang Bistro, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Hal itu, kata dia, membuktikan bahwa Trafi bisa membantu mendorong warga untuk lebih menggunakan transportasi publik.

(Baca juga: Pelayanan Trafi Akan Diperluas ke Mikrolet dan Kopaja)

Nantinya, menurut Dimas, secara perlahan mereka akan meninggalkan kendaraan pribadinya. Jika hal ini bisa terwujud, maka kemacetan di Jakarta bisa teratasi.

"Jakarta dilihat dari populasinya, sangat potensial market. Permasalahan transportasi umum juga masih banyak, makanya kami coba solve permasalahan transportasi di kota-kota negara berkembang, termasuk Jakarta," kata Dimas.

Adapun Trafi merupakan aplikasi berbasis smartphone, yang dapat memberi kemudahan bagi para pengguna transportasi umum, khususnya transjakarta dan commuter line.

Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengetahui posisi bus transjakarta maupun commuter line secara real-time.

Selain itu, pengguna dapat mengetahui rute dan waktu keberangkatan dua moda transportasi umum tersebut.

Pengguna juga dapat memberi informasi alternatif transportasi umum, yang digunakan dari satu tempat ke tempat lainnya.

(Baca juga: Mudahkan Pengguna Transjakarta dan "Commuter Line", Aplikasi Trafi Diluncurkan)

Aplikasi Trafi dapat diunduh secara gratis melalui Google Playstore dan Appstore. Dalam penggunaannya di Jakarta, Trafi dibantu suplai data oleh Jakarta Smart City dan PT Transjakarta.

"Kalau di negara lain, setiap developer sudah mendapatkan akses untuk jadwal bus, kereta, atau transportasi umum lainnya secara real time. Nah untuk di Jakarta, program Smart City sendiri Pemprov DKI sudah memiliki inisiatif one data access. Jadi kami akan menuju ke sana juga," kata Dimas.

"So that's why mereka sangat kooperatif sekali dengan kami. Mereka sangat open dan approachable, dan mereka sangat bantu kami bagaimana cara mendapatkan data, dan membantu perusahaan bus di Indonesia untuk bisa ditingkatkan penggunanya," ujar Dimas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com