Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Targetkan Pejalan Kaki Nyaman

Kompas.com - 26/05/2016, 18:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melanjutkan penataan Kota Tua, Jakarta. Kali ini, pemerintah akan membangun taman, trotoar, dan lokasi parkir, serta mengeruk Kali Besar Barat.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat membuka acara pengecatan ulang Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) dan Jembatan Kota Intan, Rabu (25/5), mengatakan, penataan oleh konsorsium PT Pembangunan Kota Tua atau PT Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) mandek. Konsorsium sembilan perusahaan itu lebih banyak mengurus revitalisasi gedung tua.

Kini, penataan di luar gedung, seperti taman, trotoar, dan kali, akan memakai dana pelampauan koefisien lantai bangunan (KLB). Perusahaan yang dilirik Pemprov DKI Jakarta adalah PT Sampoerna Land yang memiliki utang denda pelampauan KLB hingga Rp 700 miliar.

"Nanti kami rapikan semua. Jadi, pengunjung bisa berjalan kaki, mulai dari Kota Tua, Museum Bahari, hingga Pasar Ikan," ujar Basuki.

Dia berharap kawasan bersejarah terintegrasi hingga Pasar Ikan, Jakarta Utara, dan lebih ramah bagi para pejalan kaki. Pemprov juga sedang mengincar lahan kosong di Jalan Tongkol untuk lokasi parkir. Saat ini ada lahan 2 hektar di Jalan Cengkeh, tetapi masih digugat pihak penyewa lahan itu.

Di Jalan Tongkol, menurut rencana, juga akan dibangun tempat untuk pedagang kaki lima (PKL) dan trotoar. Trotoar didesain lebih bagus sehingga pengunjung lebih berminat menjelajah kawasan dengan berjalan kaki. Pembangunan ditargetkan selesai satu tahun. "Di sini kami akan bangun taman yang bagus. Di Pasar Ikan, kami akan tata dulu tanggulnya, setelah itu baru tata kawasannya," ujar Basuki.

Peran swasta

Perusahaan cat AkzoNobel melalui merek Dulux menyumbang 16.000 liter cat untuk mengecat ulang dua bangunan bersejarah di Kota Tua. Pengecatan dilakukan untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun Ke-489 Jakarta dan mewujudkan Jakarta sebagai kota humanis. Kelompok media Gramedia menjadi media partner dalam acara ini.

"Tahun ini kami bantu dulu untuk pengecatan Museum Fatahillah dan Jembatan Kota Intan. Tahun depan, kami juga ingin bekerja di Museum Bahari dan Museum Wayang," ujar Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia AkzoNobel Decorative Paints Jun de Dios.

Dia mengatakan, pihaknya ingin berpartisipasi dalam revitalisasi Kota Tua dan pelestarian benda-benda cagar budaya. Lebih dari itu, AkzoNobel juga ingin membantu DKI Jakarta mewujudkan diri sebagai kota humanis.

Karena itu, selain menyumbang empat bus gandeng transjakarta, perusahaan ini juga memberikan cat. Pengecatan harus disetujui tim pemugaran cagar budaya. Untuk tahap pertama, pengecatan hanya dilakukan di bagian luar (eksterior), jendela, dan kusen. Pengecatan ditargetkan selesai 3-4 pekan.

Menurut Jun, salah satu kesulitan saat mengecat bangunan bersejarah adalah mencampur bahan-bahan yang pas supaya cat tidak terlihat terlalu mencolok dan tetap mencirikan khas bangunan. Namun, itu tidak menjadi halangan karena Dulux juga sudah pernah bekerja di kawasan cagar budaya lain, seperti benteng Fort Rotterdam, Makassar.

Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Norviadi S Husodo menambahkan, pengecatan ditargetkan menjangkau lima lokasi, yaitu Museum Sejarah Jakarta, Jembatan Kota Intan, Museum Bahari, Museum Wayang, dan Museum Keramik. (DEA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Mei 2016, di halaman 26 dengan judul "DKI Targetkan Pejalan Kaki Nyaman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com