JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga nama diusulkan tim penjaringan calon gubernur DKI Jakarta partai Gerindra kepada dewan pimpinan pusat (DPP) Gerindra. Ketiga nama itu adalah Sandiaga Uno, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Yusril Izha Mahendra. Mereka dinilai memenuhi syarat untuk melawan Gubernur petahana Basuki Tjaha Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI 2017.
Ketua tim penjaringan Gerindra, Syarif, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/5/2016), menyebutkan ketiga nama tersebut diusulkan karena setelah ada penjajakan dengan partai politik dan silahturahim dengan ormas Nahdatul Ulama, serta survei internal. Meski enggan membeberkan mekanisme serta hasil survei, secara umum Syarif mengatakan pengenalan terhadap sosok bakal calon serta kriteria yang dibutuhkan Gerindra terpenuhi pada diri ketiga nama calon itu.
"Kami punya survei internal untuk diberikan ke DPP dan telah disampaikan bahwa survei itu sudah mencukupi representasi dari perolehan Gerindra. Artinya dengan ketiga nama itu kami sudah punya modal," ujar Syarif
Syarif mengatakan tiga bakal calon memiliki latar belakang yang berbeda, Sjafrie Sjamsoeddin berlatar belakang militer, Yusril Ihza Mahendra berlatar politik dan hukum, serta Sandiaga Uno memiliki latar belakang pengusaha. Meski enggan menyebut siapa yang berpeluang lebih besar untuk ditunjuk oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, Syarif mengatakan ketiga nama itu adalah representatif sosok yang diiinginkan Gerindra.
"Tagline kami adalah membangun tanpa menyakiti, artinya sebanyak mungkin elemen masyarakat dirangkul untuk pembangunan DKI, jangan ada yang disingkirkan karena perbedaan pendapat. Sosok yang bisa merangkul banyak pihak adalah tiga nama itu, kami ingin pembangunan Jakarta merangkul banyak orang sehingga tdak ada kegaduhan lagi," ujar Syarif.
Syarif yakin, salah satu bakal calon yang akan mereka usung mampu mengalahkan petahana Ahok.
Menurutnya, hasil survei yang menyebut elektabilitas Ahok lebih tinggi dari bakal calon yang lain karena belum ada partai politik yang mengusung secara definitif nama calon. Selain itu, petahana memang selalu memiliki elektabilitas yang cukup tinggi saat kembali maju pada Pilkada.
"Jadi kami tidak heran jika elektabilitas Ahok tinggi," ujar Syarif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.