JAKARTA, KOMPAS.com - Senior Manager PT KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta Bambang Setiyo Prayitno meminta agar pihak kepolisian menindak warga yang membakar sampah di pinggir rel. Termasuk juga warga yang tawuran di dekat rel.
Menurut Bambang, kedua kejadian tersebut sangat merugikan PT KAI karena operasional KA jarak jauh maupun KRL dihentikan seluruhnya karena adanya kerusakan jaringan sistem persinyalan.
"Kami mohon pada aparat berwajib di kewilayahan untuk melakukan tindakan tegas kepada oknum masyarakat, baik yang melakukan pembakaran sampah di jembatan KA maupun aksi tawuran yang kerap terjadi pada lokasi yang sama, yaitu antara Cipinang-Klender-Cakung-Buaran."
"Potensi bahaya kepada operasi KA cukup besar jika gangguan-gangguan lingkungan seperti ini terus berlangsung," kata kepada Warta Kota, Kamis (9/6/2016).
Menurut dia, para pengguna KA juga disusahkan karena hal tersebut. Sebab, pelayanan hingga perjalanan seluruhnya terganggu. Pemulihan perjalanan dan operasional KA juga cukup lama, mulai dari pukul 06.17 WIB hingga sekitar pukul 10.00 WIB.
Selain itu, dia juga meminta bantuan Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan penertiban permukiman liar di sepanjang rel KA, seiring dengan pemagaran jalur KA oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Sehingga kejadian serupa tidak kembali terjadi, sekaligus mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.
Kamis pagi, perjalanan Lintas KA Bekasi, Cikampek-Jatinegara terganggu rusaknya kabel persinyalan akibat aktivitas membakar sampah di bawah jembatan antara stasiun Bekasi-Cakung tepatnya KM 22+09.
Akibat kejadian tersebut, semua operasi KA maupun KRL terganggu mulai dari pukul 06.17 WIB hingga pukul 08.45 WIB.
Selain itu, ada tawuran antar-warga yang berlokasi di perlintasan rel KA antara stasiun Klender-Cakung, tepatnya KM 17+2/3 pada pukul 06.35 WIB.
Akibatnya, operasional KA maupun KRL terganggu dan menghentikan perjalanannya. Sejumlah kereta mengalami kerusakan akibat di lempar pelaku tawuran. (Dwi Rizki)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.