Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabu Disembunyikan di Dalam Peti Berlapis Baja

Kompas.com - 23/06/2016, 13:13 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap peredaran sabu di Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (21/6/2016).

Sabu tersebut disimpan dalam peti berlapis baja seberat 800 kilogram. Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan, peti berlapis baja itu sulit dibuka. Total, ada tiga peti yang diduga berisi sabu.

"Kami buka barang itu sulit. Kami buka harus pakai forklift. Berat peti 800 kilogram, buka harus pakai baut kunci khusus. Ketebalan lima sentimeter," kata Budi di Gedung BNN, Jakarta, Kamis (23/6/2016).

(Baca juga: BNN Tangkap Bandar yang Selundupkan Sabu Dibungkus dengan Pipa Setebal 4 Cm)

Kendati demikian, menurut Budi, satu dari tiga peti tersebut berhasil dibongkar. Polisi pun mengamankan 11 bungkus sabu dari peti tersebut.

Mengenai detail jumlah sabu dari peti tersebut, Budi belum memberitahukannya. Pria yang dikenal dengan nama Buwas ini mengungkapkan, perlu kejelian dalam membongkar peredaran sabu ini.

Sebab, kata dia, kasus ini berawal dari kejanggalan yang ditemukan BNN dalam pengiriman peti berlapis baja tersebut.

"Karena seperti tadi malam, ada satu kotak berat besi yang harus diimpor. Menurut naluri kami, ini tidak harus diimpor karena bisa dibuat di Indonesia, tetapi untuk apa?" ucap Buwas.

Akhirnya, tiga peti itu berada di gudang daerah Pademangan, Jakarta Utara. BNN pun bergerak cepat dan membongkar peti tersebut. 

(Baca juga: BPOM-BNN Kerja Sama Cegah Peredaran Narkoba dalam Pangan)

Dari penggerebekan di gudang itu, petugas BNN mengamankan dua orang. Kedua orang ini mengaku sebagai pemilik barang haram tersebut. Kedua pelaku merupakan penerima sabu dari jaringan internasional.

Kompas TV Sabu Disembunyikan dalam Peti Baja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com