Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Pospera dan "Teman Ahok" yang Kian Memanas

Kompas.com - 26/06/2016, 16:24 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) menuntut agar relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, "Teman Ahok", meminta maaf atas tudingan bahwa Pospera berada di belakang kasus pengakuan kecurangan pengumpulan KTP oleh lima mantan "Teman Ahok".

Ketua Dewan Pembiana Pospera, Adian Napitupulu, mengatakan, tudingan yang menyebut Pospera merupakan underbow partai adalah salah besar.

Pospera, kata Adian, merupakan bentukan dari sejumlah aktivis 1998. Dia juga menyebut, sejumlah kader partai merupakan anggota dari Pospera.

Baca juga: Adian Napitupulu Minta "Teman Ahok" Minta Maaf

Soal intervensi Pospera terhadap lima eks "Teman Ahok", secara gamblang Adian menyatakan tidak ada dorongan apapun dari Pospera ketika lima orang mantan pengumpul KTP untuk Ahok itu mengakui kecurangannya dalam pengumpulan KTP.

Menurut dia, pengakuan itu berasal dari kemauan mereka. Meskipun, kata Adian, sejumlah mantan "Teman Ahok" yang juga anggota Pospera itu pernah menceritakan keanehan yang mereka alami saat mengumpulkan KTP.

Terkait status salah satu mantan pengumpul KTP Ahok, Paulus Romindo, yang juga merupakan anggota Pospera, Adian meminta agar jangan mengaitkan keputusan yang diambil mantan "Teman Ahok" dengan organisasi tersebut.

"Saya bilang, 'kalian yakin benar? Mau memperjuangkan kebenaran? Ya perjuangkanlah'. Lalu mereka kumpul duit dan konfrensi pers. Jangan lihat latar belakang organisasi atau suku atau etnis, lihat apa yang mereka sampaikan benar atau tidak," kata Adian.

"Lihat nilai pernyataannya. Makanya, jangan karena tidak sanggup menjawab pertanyaan maka mereka melindungi diri dengan bilang si A atau B yang melatarbelakanginya," ujar Adian saat menggelar konferensi pers di Sekretariat Pospera, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (25/6/2016).

Bahkan, Adian merasa bangga atas keberanian kelima relawan itu karena telah membeberkan fakta yang menurut mereka benar dan harus diketahui publik.

Pospera juga sampai membuat spanduk yang berisi sindiran kepada "Teman Ahok". Isi spanduk itu yakni "1 juta KTP, kumpulin duit sendiri, jualan baju sendiri, bajunya dipakai sendiri, kumpulin KTP sendiri, hitung sendiri, verifikasi sendiri, diumumkan sendiri, dirayakan sendiri. Sekalian aja pemilu sendiri".

Baca juga: Spanduk Pospera, Sindir "Teman Ahok" soal Cara Mengumpulkan KTP

Spanduk itu cukup gamblang menyindir "Teman Ahok" soal cara mengumpulkan KTP hingga membiayai seluruh kegiatannya.

Menanggapi tuntuan permintaan maaf dari Pospera, juru bicara "Teman Ahok", Singgih Widyastomo mengatakan, pihaknya tidak pernah menyebut organisasi Pospera sebagai penggerak sejumlah mantan anggota "Teman Ahok" untuk mengungkapkan kecurangan yang mereka lakukan saat mengumpulkan data KTP untuk mendukung Ahok.

Baca juga: "Teman Ahok" Tak Akan Minta Maaf kepada Pospera

Singgih menilai bahwa sikap Pospera yang menuntut permintaan maaf dari "Teman Ahok" tampaknya seperti orang yang kebakaran jenggot.

"Jika Pospera kebakaran jenggot karena disebut-sebut sebagai penggerak di balik bekas Teman Ahok, jelas kami tidak tahu. Kami hanya pernah menduga aksi bekas Teman Ahok merupakan inisiatif dari ormas tertentu. Sehingga salah besar jika Pospera menuntut kami meminta maaf,"kata dia.

"Bagi kami konferensi pers Pospera hari ini malah mengonfirmasi bahwa para bekas Teman Ahok memang dipayungi oleh ormas tertentu, bukan bergerak secara pribadi dan telah berkoordinasi dengan ormas tersebut sebelum melakukan gerakan," ujar Singgih.

Kompas TV 1 Juta KTP Teman Ahok Penuh Kecurangan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com