Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekat Sosial Itu RPTRA

Kompas.com - 29/06/2016, 17:18 WIB

PEMBANGUNAN ruang publik terpadu ramah anak di banyak lokasi di Jakarta menjadi upaya andalan melembutkan sisi cadas kota besar. Kota yang dicap serba keras dan bising dengan segala masalah ini mencoba berbenah menjadi lebih ramah anak, sebuah tempat yang erat hubungan sosial masyarakatnya.

Jumat (22/4), Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klinge menyerahkan bantuan berkardus-kardus mainan lego untuk anak-anak Jakarta. Mainan bongkar pasang asal Denmark itu diterima Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan disebar di 34 ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

Mainan lego menjadi fasilitas tambahan di RPTRA. Berbagai fasilitas, seperti tempat bermain, lapangan futsal, dan pepohonan, diberikan agar tidak hanya anak, tetapi warga di sekitar lokasi RPTRA bisa berkegiatan positif dan saling berinteraksi satu sama lain.

Namun, memberi ruang dan peluang bagi anak-anak Jakarta tumbuh lebih baik merupakan tantangan tersendiri. Di tengah kepadatan kota dan kesemrawutannya, sulit ditemukan ruang nyaman bagi anak bermain dan berekspresi.

Meski sudah ditata dalam rencana detail tata ruang (RDTR) yang merupakan penjabaran dari rencana tata ruang wilayah (RTRW), seringnya kecukupan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) belum bisa dicapai. RTH ini mencakup taman kota, jalur hijau di ruas jalan, dan RPTRA.

Menurut laman resmi Pemprov DKI Jakarta, taman di Jakarta ada 1.178 buah. Namun, tak semuanya baik serta ramah anak. Itu sebabnya RPTRA, seperti dikatakan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi DKI Jakarta Dien Emawati, digalakkan. Saat ini, sudah ada 68 RPTRA dan tersebar di pelosok Jakarta.

"RPTRA ini menjadi pengganti balai desa yang dulu ada di setiap kelurahan. Bisa menjadi tempat kumpul-kumpul, saling bercerita tentang kesulitan atau kesusahan atau kegembiraan, juga menjadi tempat saling berkreasi. Mau hajatan di sini pun bisa," tutur Basuki.

Jakarta dalam pertumbuhannya, ujar Basuki, bakal menjadi kota modern dengan segala permasalahannya.

"Namun, Jakarta harus tumbuh tanpa meninggalkan sisi kemanusiawiannya. Dari RPTRA, sisi manusiawi itu kita jaga," ucapnya.

Sosialisasi belum maksimal

Psikolog anak, Vera Itabiliana, menyatakan, supaya bisa berfungsi maksimal, sebelum melakukan pembangunan dan selama membuat RPTRA, Vera menyarankan Pemprov DKI untuk juga mulai menyosialisasikan kepada warga sekitar.

Sosialisasi yang tepat sasaran bisa menjadi bibit awal perekat sosial. Ke depannya, masyarakat di sekitar lokasi RPTRA tidak hanya sekadar datang, bermain, mengobrol, lalu pulang. Dengan pelibatan warga dari awal, masyarakat bisa mempunyai rasa memiliki. Dengan demikian, kebersihan, kenyamanan, kerapian, serta keamanan RPTRA bisa dijaga bersama, bukan hanya mengandalkan petugas kebersihan harian.

"Masyarakat kita itu kurang peduli dengan apa yang menjadi milik umum. Ada taman baru, sebentar saja sudah penuh coretan," ujarnya.

Kekhawatiran Vera cukup beralasan. Di RPTRA Kembangan, Jakarta Barat, Februari lalu, tembok pembatasnya dijebol karena dianggap menghalangi akses masyarakat setempat.

Sampai saat ini, sebagian warga sepertinya belum merasakan manfaat RPTRA di dekatnya. Perlu banyak upaya untuk menyinkronkan kebutuhan warga dan program RPTRA agar tidak jadi upaya sia-sia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com