Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Pihak Penanggung Jawab soal Korsleting pada Pompa Air Waduk Pluit

Kompas.com - 15/07/2016, 07:45 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penanggung jawab pompa di Waduk Pluit, Joko, menepis dugaan adanya sabotase di balik tidak berfungsinya empat pompa air di kawasan tersebut.

Empat pompa air itu diketahui tidak berfungsi karena korsleting kabel.

(Baca juga: Pompa Air di Waduk Pluit Tidak Rusak, Hanya Korsleting Kabel)

Menurut Joko, korsleting kabel tersebut bukan karena sabotase, melainkan karena kualitas kabel yang kurang baik untuk menahan tekanan pompa air ketika dihidupkan.

Joko yang bertahun-tahun menjadi petugas pompa air di Pluit itu mengatakan, kualitas kabel akan menentukan berapa lama kabel itu bertahan.

Namun, ia mengaku tidak mengetahui apakah kabel yang digunakan untuk pompa air di bagian tengah itu memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan kabel pompa bagian barat yang telah berumur belasan tahun.

"Kalau sabotase mungkin tidak, tetapi saya tidak tahu apakah kualitas kabel lebih rendah atau lebih tinggi karena kami sebagai operator, apa yang dipasang itu yang dipakai," ujar Joko kepada Kompas.com di Waduk Pluit, Kamis (14/7/2016).

Selain itu, Joko menyampaikan bahwa ukuran kaber tidak menentukan apakah kabel tersebut memiliki ketahanan yang cukup lama atau tidak.

Ia menilai, kualitas dan kekuatan kabel dalam menahan tekanan pompa yang menentukan daya tahan kabel.

Terkait kemungkinan kerusakan kabel karena gigitan hewan pengerat, seperti tikus, Joko juga tidak yakin.

Menurut dia, kabel yang berukuran 40 milimeter itu sulit ditembus tikus. "Enggak (bukan karena tikus), kalau panel ukuran kecil mungkin bisa, tetapi ini kan ukurannya juga lumayan besar," ujar Joko.

Sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok marah karena mengetahui empat pompa air di Waduk Pluit mati.

Ahok menduga ada sabotase yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. (Baca juga: Pompa di Pluit Rusak, Ahok Curiga Ada Sabotase)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com