BEKASI, KOMPAS.com - Beberapa orangtua yang anaknya divaksinasi di Rumah Sakit Elisabeth, Narogong, Kota Bekasi, mendatangi rumah sakit tersebut, Jumat (15/7/2016).
Mereka menyebut humas RS Elisabeth sudah menemui mereka dan mengaku bekerja sama dengan distributor vaksin palsu sejak 2015.
"Tadi kita sudah ketemu sama bagian humasnya. Jadi, menurut pengakuan mereka itu, mereka kerja sama sejak November 2015," ujar salah satu orangtua yang mendatangi RS Elisabeth, Mery (31), Jumat sore.
Namun, menurut Mery, orangtua yang memvaksinasi anaknya di RS Elisabeth tidak begitu saja percaya. Mereka menduga RS Elisabeth menggunakan vaksin palsu sebelum 2015.
Hal tersebut terindikasi dari adanya perbedaan warna label vaksin Engerix B yang diberikan pihak rumah sakit pada Januari dan Mei 2015.
"Kalau dari isi mungkin kita awam, tapi kalau dari labelnya sendiri sudah ada perbedaan warna biru gelap (dan) biru terang. Yang mana yang asli, yang mana yang palsu," kata dia.
Dari buku vaksinasi anak keduanya, Mery menunjukkan perbedaan warna tersebut. Pada vaksinasi Januari 2015, label vaksin Engerix B berwarna biru terang.
"Mei 2015 warnanya gelap. Kenapa ada yang berbeda dalam waktu dekat. Registernya sama, PT yang impornya sama, masa warnanya beda?" tutur Mery.
Mery sudah memvaksinasi kedua anaknya di RS Elisabeth sejak awal. Anak-anaknya tak hanya divaksin dasar, tetapi juga yang dianjurkan seperti Engerix B dan pediacel.
"Mulai dia dari yang wajib dan anjuran. Anjuran itu kan yang mahal. Itu biayanya enggak kecil. Kita kecewa kenapa harus ada palsu," ucap warga Padurenan, Mustika Jaya, itu.
Orangtua lainnya, Dini (26), mengaku biasanya memvaksinasi anaknya di RS Hermina. Namun, karena di RS Hermina vaksin pediacel kosong, dia memvaksinasi anaknya di RS Elisabeth.
"Sudah beberapa rumah sakit kosong. Kebetulan deket rumah ada, makanya saya langsung ke sini," tutur Dini, warga Kemang Pratama tersebut.
Dari keterangan Mery, label vaksin pediacel di RS Hermina dan RS Elisabeth pun berbeda. "Terakhir perdiacel ada dari ibu itu (Dini), imunisasi sebelumnya di Hermina biru terang. Di info media kan Hermina enggak termasuk. Kalo ibu itu yang bener, kita yang palsu, itu yang bikin gemes," ungkap Mery.
Warga pun menunggu penjelasan dari pihak RS. Rencananya, mereka akan bertemu kembali pihak RS sore ini karena pertanyaan mereka terkait vaksin palsu dan asli belum dijelaskan.
RS Elisabeth merupakan salah satu RS yang dirilis Kementerian Kesehatan menggunakan vaksin palsu. Selain RS Elisabeth, ada 13 RS dan 8 klinik lainnya yang juga menggunakan vaksin palsu.