JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat di DKI yang menjadi korban vaksin palsu diimbau untuk melakukan vaksin ulang anaknya di fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, faskes pemerintah yang bisa didatangi meliputi puskesmas, rumah sakit kecamatan, rumah sakit umum daerah, RS Polri, dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.
Masyarakat cukup membawa buku catatan imunisasi anak. Di tahap awal ini disarankan tidak perlu dulu membawa anak.
"Buat mereka yang ragu, khawatir, silakan datang cukup membawa semua bukti (imunisasi), enggak usah bawa anak dulu. Kita data dulu dan mau menelusuri dia dulu," kata Koesmedi, di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Selasa (19/7/2016).
Setelah datang, petugas medis akan memeriksa riwayat vaksin anak. Misalnya, di mana melakukan vaksin, siapa yang memberi, apa saja jenis yang diberikan, dan pembelian sudah benar atau tidak.
"Selama (pemeriksaan) sudah benar, ya sudah anaknya tidak usah diimunisasi lagi, sudah sesuai," ujar Koesmedi.
Namun, bila diputuskan perlu dilakukan imunisasi ulang, dokter akan menanyakan kepada orangtua mengenai riwayat kesehatan anak dan keluarga.
"Kalau itu menunjukkan dia rentan terjadi inveksi, dia kita vaksin ulang," ujar Koesmedi.
Proses vaksin ulang akan dijadwalkan oleh dokter anak. Nantinya, orangtua akan dihubungi kapan waktunya.
Vaksin yang diberikan adalah vaksin dasar, misalnya polio, DPT, Hepatitis B, dan campak. "Tidak ada biaya, vaksin ulang gratis," ujar Koesmedi.
Bagi orangtua yang meminta vaksin ulang di luar vaksin dasar, Koesmedi menyatakan, vaksin lain di luar vaksin dasar sifatnya hanya tambahan.
"Karena daya tahan tubuh anak belum kuat, makanya dibentuk dengan vaksin dasar," ujar Koesmedi.
Menurut dia, kekebalan tubuh bukan hanya dibentuk dari vaksin, melainkan dari pola hidup. Misalnya, cara makan dan minum, cara hidup, susunya, dan vitamin.
Bila anak korban vaksin palsu telah lewat masa usia vaksin, Koesmedi tetap menyarankan agar orangtua membawa ke tempat vaksin ulang agar diperiksa dokter.
"Kasih aja dulu sama dokternya, biar dokter yang menentukan," ujarnya.