Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Pembungkus Sedotan di Dalam Gelas Kopi Mirna

Kompas.com - 20/07/2016, 14:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

Kompas TV Jessica Sempat "Celingak-celinguk" di Lorong Cafe

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016), saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) menceritakan tentang tampilan gelas es kopi vietnam yang tidak wajar. Saksi tersebut adalah salah satu pelayan di kafe Olivier tempat Mirna minum kopi lalu meninggal, yakni Marlon Alex Napitupulu.

Di kafe Olivier, Marlon bekerja sebagai server, dengan tugas yang hampir mirip dengan pelayan pada umumnya. Kesaksian Marlon diungkapkan ketika dia mengantar dua minuman cocktail ke meja terdakwa kasus pembunuhan Mirna, Jessica Kumala Wongso.

"Saya waktu itu mengantar minuman cocktail ke table 54, dua gelas saya bawa. Di meja itu, saya lihat sudah ada gelas es kopi vietnam dengan sedotan sudah dimasukkan ke dalam," kata Marlon di hadapan majelis hakim.

Ketika itu, Marlon mengaku melihat kondisi gelas kopi vietnam di meja tempat Jessica berada masih normal. Hanya saja, sudah ada sedotan atau pipet dengan pembungkus yang masih tertancap di ujungnya.

Isi dari gelas kopi vietnam itu disebut Marlon masih normal, dalam arti belum diaduk. Pada dasar gelas, masih ada susu kental manis yang belum bercampur dengan kopi dan air di atasnya. Namun, sajian es kopi vietnam itu terlihat sudah didiamkan lama karena dinding gelas cukup berembun dikarenakan es batu di dalamnya telah mencair.

Menurut Marlon, cara menyajikan es kopi vietnam di kafe Olivier adalah langsung dibuat di hadapan pengunjung. Hal itu dilakukan karena menu es kopi vietnam merupakan salah satu signature atau menu andalan di sana.

"Jadi disajiin di depan tamu, di mejanya, dia bisa lihat. Nah, saya cuma antar dua minuman cocktail, di meja sudah ada kopi vietnam itu. Setahu saya, yang bikin kopi buat Jessica (sebagai pemesan) itu teman saya yang namanya Agus Triyono," tutur Marlon.

Terkait dengan sudah ada sedotan di dalam gelas kopi vietnam tersebut, menurut dia, hanya tamu yang bisa menaruhnya. Para pelayan sebatas membawakan sajian es kopi vietnam berikut dengan sedotan yang terbungkus, tissue, dan tatakan gelas.

Ada beberapa saksi lagi yang masih akan dihadirkan oleh JPU. Setelah Marlon, ada saksi atas nama Johanes selaku bartender kafe Olivier dan Agus Triyono. Sidang masih berlangsung hingga pukul 14.05 WIB dengan agenda pemeriksaan saksi selanjutnya. (Baca: Keluarga Mirna Tepuk Tangan Saat Dengar Kesaksian Pegawai Kafe Olivier)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com