Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Ahok, Kader PDI-P yang Tolak Mendukungnya Tak Mengerti Kebiasaan Partai

Kompas.com - 21/07/2016, 13:08 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, belum semua kader PDI Perjuangan mengerti kebiasaan partai yang memberikan hak prerogatif kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Hal ini disampaikan Basuki dalam menanggapi suara-suara dari kader PDI-P tingkat DPD yang cenderung menentang untuk mendukung Basuki dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

(Baca juga: Kepercayaan Diri PDI-P Lawan Ahok pada Pilkada DKI 2017)

Di lain pihak, pengurus PDI-P tingkat pusat cenderung membuka peluang untuk Basuki alias Ahok diusung PDI-P.

"Mereka ini enggak ngerti. PDI-P kan dari dulu kalau kongres, hampir semua keputusan itu, memberikan hak prerogatif kepada Bu Mega," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (21/7/2016).

Meskipun bukan kader PDI-P, Ahok mengaku tahu kebiasaan partai berlambang banteng itu.

Keputusan apa pun, baik yang berkaitan dengan kepengurusan, hingga memilih calon gubernur, kata dia, ada di tangan Megawati.

Hari ini, PDI-P rencananya menggelar rapat pleno untuk menentukan calon gubernur DKI yang diusung mereka.

(Baca juga: Besok, PDI-P Gelar Rapat Pleno Tentukan Bakal Cagub DKI Jakarta yang Akan Diusung)

Ahok memahami rapat tersebut merupakan bagian dari proses yang harus dilakukan internal PDI-P dalam menentukan cagub yang akan diusung.

Menurut Ahok, PDI-P harus hati-hati dalam menentukan cagub. Apalagi, kata dia, mereka merupakan satu-satunya partai yang mampu mencalonkan sendiri tanpa perlu berkoalisi.

Namun, Ahok mengaku tahu kalau Megawati pasti memilih orang yang diingankan oleh warga Jakarta.

"Itu prinsip dari Bu Mega. Malah Bu Megawati ingin Jakarta ini bagus, malu kan Ibu Kota. Itu yang beliau jamin," ujar Ahok.

Kompas TV PDI-P Masih Dukung Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com