JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung membentuk tim panel ahli untuk mengakaji Teluk Jakarta, Ketua Tim Bernardus Djonoputro mengatakan pihaknya akan berusaha meneliti masalah reklamasi yang hingga kini masih menuai pro kontra.
Bernardus mengatakan sesungguhnya tidak ada yang salah dari reklamasi karena dilakukan di seluruh pesisir dunia, hanya saja, reklamasi adalah opsi terakhir dari upaya revitalisasi urban.
"Reklamasi hampir sebagian besar untuk revitalisasi kota, kedua menyediakan ruang lebih banyak untuk pembangunan rumah. Saya bilang ini adalah pilihan karena sebaiknya melakukan urban regeneration dulu," katanya di Sekretariat IA-ITB, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/2016).
Regenerasi yang dimaksud adalah dengan mengkonsolidasi lahan di daratan. Jika tak ada yang bisa dilakukan atau ditata lagi darat, barulah reklamasi jadi pilihan.
Sebab, selain membutuhkan biaya yang mahal, reklamasi membutuhkan kajian matang tentang ekologis dan lingkungan. Kendati demikian, karena reklamasi sudah masuk dalam rencana tata ruang dan wilayah Jakarta lima puluh tahun ke depan, mau tak mau proyek ini harus dilanjutkan.
Dengan adanya kajian komprehensif dari IA-ITB, pembangunan reklamasi ke depan diharapkan berada pada koridor yang tepat.
Pendekatan komprehensif kita lihat belum secara full dilakukan pemerintah, karena Kementerian Kelautan dan Perikanan kerja sendiri, Menko Kemaritiman kerja sendiri, Pemprov DKI kerja sendiri, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup kerja sendiri.
"Satu kementerian yang tidak bekerja, malahan paling penting itu kementerian Agraria dan Tata Ruang," ujarnya. (Baca: DKI Kukuh Lanjutkan Reklamasi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.