Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perayaan "Malam Langit Gelap" di Jakarta Kurang Diminati

Kompas.com - 06/08/2016, 21:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), mengajak seluruh warga kota di Indonesia untuk sejenak merayakan pesona langit malam yang hilang. Lewat kampanye "Malam Langit Gelap", LAPAN mengajak untuk mematikan lampu malam ini pukul 20.00-21.00 WIB.

Namun, dari pemantauan Kompas.com, Sabtu (6/8/2016) mulai pukul 20.00-20.30 WIB di Jakarta perayaan ini nampak tidak mendapat sambutan. Seperti yang terpantau di jalan-jalan di ibu kota, mulai kawasan Matraman, Cikini, Monas, Balai Kota dan gedung DPRD DKI, lampu-lampu menyala seperti biasa.

Lampu di gedung di kantor-kantor pemerintahan seperti di Kementerian BUMN, Lembaga Ketahanan Nasional dan di gedung swasta juga kondisinya normal. Di gedung bertingkat pun pemadaman lampu nampak normal karena tidak ada aktivitas kerja namun di bagian lobi dan halamannya lampu tetap menyala. Termasuk di pusat-pusat keramaian seperti toko, minimarket, dan lainnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Yuli Hartono mengatakan tidak ada pemadaman lampu di fasilitas atau kantor intansi pemerintah terkait imbauan LAPAN ini.

"Enggak ada, belum ada," kata Hartono, kepada Kompas.com, Sabtu (6/8/2016).

Selain itu, tidak ada pemberitahuan khusus dari LAPAN untuk perayaan "Malam Langit Gelap" ke instansinya. Biasanya untuk perayaan seperti ini lembaga terkait bisa mengirimkan surat ke Pemprov DKI. Sebab, di DKI kerap mengikuti perayaan-perayaan hari hemat energi dalam rangka pemadaman listrik.

"Biasanya pada hari hemat listrik dan lainnya," ujar Hartono.

Salah satu warga Jatinegara, Jakarta Timur, Wandi (27) mengatakan, perayaan ini nampak kurang mendapat respons.

"Banyak yang enggak tahu mungkin. Beda sama earth hour," ujar Wandi.

Sebelumnya, LAPAN mengajak seluruh warga kota di Indonesia untuk sejenak merayakan pesona langit malam yang hilang. Lewat kampanye "Malam Langit Gelap", LAPAN mengajak warga kota mematikan lampu di luar ruangan pada pukul 20.00 - 21.00 WIB.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, sebelumnya mengatakan, jika seluruh warga kota ikut serta gerakan ini, maka sejumlah keajaiban akan tampak.  Kita bisa melihat "Segitiga Musim Panas" yang terdiri dari bintang Vega, Deneb, Altair. Bintang-bintang yang tersusun dalam bentuk segitiga ini sangat legendaris.

Di Jepang, gugusan ini dikenal dengan "Gingga". Seluruh Indonesia juga bisa melihat dengan mata telanjang rasi bintang Angsa (Cygnus), Salib Selatan (Cygnus), dan rasi Kalajengking (Scorpiro).

"Khusus untuk Sabtu malam besok (malam ini), kita juga bisa melihat Mars, Saturnus, dan bintang Raksasa Merah Antares yang membentuk segitiga," kata Thomas. (Baca: Matikan Lampu pada 6 Agustus 2016 dan Keajaiban Ini Akan Terlihat...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com