JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang penumpang Citilink tujuan Solo, Jawa Tengah, yaitu AAMH (19), diamankan petugas keamanan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa 10/8/2016), karena kedapatan menyimpan 10 butir peluru kaliber 5.56 milimeter.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, Rabu, mengatakan, AAMH memperoleh peluru-peluru itu dari RMF (15). Sementara RMF mendapatkannya dari ayahnya yang sempat menempuh pelatihan menembak di Cilodong, Bogor.
"Pengakuannya RMF mendapatkan peluru itu dari ayahnya. Ayahnya pernah ikut latihan di Perbakin, Cilodong," kata Awi di Mapolda Metro Jaya.
Awi mengungkapkan, profesi orang tua RMF merupakan adalah pegawai swasta, bukan anggota Polri maupun TNI.
RMF memberikan peluru tersebut kepada AAMH, lantaran ia meminta peluru tersebut untuk dijadikan mata kalung.
"Buat dipakai kalung-kalungan, alasannya itu enggak sengaja kebawa di tas saat ia mau ke Solo," kata Awi.
Awi menuturkan bahwa RMF dan AAMH tidak ditahan. Mereka hanya dikenai wajib lapor.
"AAMH ini baru mau masuk kuliah di UNS dan RMF ini masih sekolah. Makanya kami hanya kenai wajib lapor. Tapi kasusnya masih tetap berjalan," kata Awi.
Awi menyatakan peluru berkaliber 5.56 milimeter yang dibawa AAMH merupakan peluru yang masih aktif.
Menurut Awi peluru tersebut biasa digunakan untuk senjata laras panjang.
Kasus ini bermula ketika AAMH diamankan oleh petugas keamanan Bandara Halim Perdanakusuma sebelum menaiki pesawat tujuan Solo. Saat melewati pemeriksaan x-ray petugas Provost TNI AU memeriksa pelaku dan mendapati 10 butir peluru dari tasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.