Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Cari-cari Ketua DPRD di Tengah Pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah

Kompas.com - 25/08/2016, 12:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengukuhkan pembentukan tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) DKI di Rusunawa Pesakih, Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (25/8/2016).

Sebelum menyampaikan sambutannya, Ahok menyapa semua pejabat yang hadir dalam acara tersebut.

Namun, ada seorang pejabat yang ia cari-cari. "Ketua DPRD enggak datang ya? Harusnya datang ini, penting lho," kata Ahok.

Sontak para tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut langsung menengok ke belakang, kanan, dan kiri, seolah mencari-cari Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Ahok pun melanjutkan sambutannya. Dalam sambutannya, ia berharap dengan pembentukan TPAKD ini, masyarakat dapat mengetahui informasi mengenai transaksi non-tunai yang tengah digiatkan Pemprov DKI Jakarta.

(Baca juga: Ahok: Kalau Semua Transaksi Non-tunai, Koruptor Pasti "Mikir")

Dengan demikian, lanjut dia, pemerintah dapat mengawasi subsidi yang diberikan kepada warga.

"Yang penting, jangan jual beli rusun dan tidak boleh lagi tarik uang tunai. Tolong Bapak, Ibu, bantu lurah dan camat untuk jadi pelayan yang baik," kata Ahok.

Adapun pembentukan TPAKD merupakan kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemprov DKI Jakarta.

TPAKD DKI Jakarta ini diketuai Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah dengan SKPD terkait, yakni Kantor Regional 1 OJK, Kantor Perwakilan BI Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, Ssosiasi Lembaga Jasa Keuangan, dan Industri Jasa Keuangan.

Pembentukan tim ini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota dan meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah.

Ketua TPAKD DKI Jakarta Saefullah mengatakan, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, yakni lebih dari 15.000 jiwa per kilometer per segi.

(Baca juga: Ahok Usulkan Pemerintah Pusat Gelar Operasi Pasar dengan Transaksi Non-tunai)

Jumlah itu, lanjut dia, 100 kali lipat dibanding rasio kepadatan penduduk nasional. Hal ini menyebabkan keterbatasan lahan permukiman di Jakarta.

"Salah satu alternatif solusinya adalah membangun tempat tinggal vertikal. Saat ini tercatat ada 23 rusun yang dikelola DKI dengan jumlah 5.595 unit," kata Saefullah.

Kepadatan penduduk Jakarta juga menyebabkan kesenjangan sosial. Untuk itu, pemerintah menagmbil langkah dengan menambah lapangan pekerjaan serta penyediaan gerobak gratis untuk pedagang kaki lima (PKL).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com