Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD Yakin Ada Oknum di RSUD Tarakan Kongkalikong dengan Calo Antrean

Kompas.com - 26/08/2016, 16:41 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mendesak Dinas Kesehatan DKI untuk segera menindak percaloan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.

Pras menyatakan, percaloan di RSUD Tarakan seharusnya mudah diberantas. Ia mengaku mengetahui ciri-ciri orang yang kerap menjadi calo nomor antrean di RSUD Tarakan. Pras menyatakan orang yang sama juga menjadi calo kamar.

"Orangnya pendek, gemuk, hitam. Kalau mau cepat, lewat dia," ujar Pras, usai menerima laporan mengenai adanya calo nomor antrean di rumah sakit tersebut dari seorang warga ada Jumat (26/8/2016).

Pras yakin percaloan di RSUD Tarakan tidak melibatkan rumah sakit secara kelembagaan. Namun, ia yakin ada oknum di internal yang terlibat.

"Calonya tidak mungkin bisa masuk ke situ kalau tidak ada kongkalikong dengan orang dalam. Makanya ini saya mau laporin ke Gubernur," ujar Pras.

Pras sebelumnya menerima pengaduan seorang warga bernama Eti Herlina (44). Ia mengadukan percaloan yang kerap terjadi di RSUD Tarakan.

Peristiwa terbaru yang dialaminya terjadi saat mengantarkan suaminya, Uhi Permana (45), berobat jalan di rumah sakit tersebut pada Kamis (26/8/2016).

Saat itu, Eti dan suaminya tiba sekitar pukul 05.00 saat situasi rumah sakit masih sepi. Namun, mereka sudah mendapat nomor antrean ke-35. Eti dan suaminya merupakan pasien peserta program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Pras menilai kejadian yang dialami Eti merupakan tanda kebobrokan dalam pengelolaan layanan kesehatan RSUD. Ia kemudian menyamakannya dengan kasus percaloan kamar yang baru-baru ini diungkapnya.

"Pernah ada konstituen yang ngelapor enggak dapat kamar. Pas saya cek, orang di rumah sakitnya enggak tahu saya siapa, saya lihat masih banyak kamar-kamar kosong," ujar Pras.

Kompas TV Ahok Akan Pecat Oknum Calo Kamar Pasien BPJS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com