Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Keberatan jika Ada yang Tidak Memilihnya dengan Alasan Agama dan Keturunan

Kompas.com - 31/08/2016, 12:32 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak khawatir dengan mulai naiknya elektabilitas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam bursa kandidat calon gubernur DKI yang akan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Ia bahkan mengaku apabila Risma para kepala daerah lain maju di Pilkada DKI. Ahok percaya jika Pilkada DKI diikuti para kepala daerah lain, persaingan antar calon akan diisi adu program dan gagasan. Ia menilai kondisi tersebut akan menguntungkan warga Jakarta.

"Saya dari dulu selalu mengatakan harusnya semua kepala daerah yang mau ngadu di Jakarta datang. Supaya Jakarta dapat yang terbaik dari yang terbaik," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (31/8/2016).

Ahok mengaku rela apabila pendukungnya lebih memilih kandidat lain. Sepanjang memilihnya dengan alasan kandidat yang lain itu memang lebih berkualitas dari dirinya.

"Kalau ada yang lebih baik dari saya, lebih jujur dari saya, lebih cepat dari saya, jangan pilih saya. Kalau pilih saya rugi. Pilih yang lebih hebat dong, tinggal percaya enggak percaya aja," kata Ahok.

Menurut Ahok, dirinya akan keberatan apabila ada warga yang menolak memilihnya dengan alasan agama dan keturunannya. Sebab ia menilai sikap itu bukanlah sikap yang adil.

"Anda enggak fair dong kalau lakukan, itu namanya menghina firman tuhan. Saya tidak minta lahir sebagai keturunan china kok. Saya juga enggak minta enggak dapet hidayah," kata Ahok. (Baca: Nusron Wahid Kesal Masih Ada yang Jegal Ahok Pakai Isu SARA)

Hasil survei terbaru dari Populi Center menyatakan Ahok masih jadi kandidat dengan elektabilitas tertinggi dengan persentase 46,8 persen. Namun, terjadi kenaikan elektabilitas yang dimiliki Risma yang berada di posisi kedua dengan persentase 16,5 persen dan Sandiaga Uno di posisi ketiga dengan persentase 7,5 persen.

Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 400 responden, di 6 wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu. Peneliti Populi, Nona Evita mengatakan, naiknya elektabilitas Risma maupun Sandiaga dipengaruhi oleh munculnya beberapa relawan pendukung dan deklarasi dukungan untuk keduanya.

Kompas TV Ahok Kecam Pelaku Aniaya di Bus Transjakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com