JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak khawatir dengan mulai naiknya elektabilitas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam bursa kandidat calon gubernur DKI yang akan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
Ia bahkan mengaku apabila Risma para kepala daerah lain maju di Pilkada DKI. Ahok percaya jika Pilkada DKI diikuti para kepala daerah lain, persaingan antar calon akan diisi adu program dan gagasan. Ia menilai kondisi tersebut akan menguntungkan warga Jakarta.
"Saya dari dulu selalu mengatakan harusnya semua kepala daerah yang mau ngadu di Jakarta datang. Supaya Jakarta dapat yang terbaik dari yang terbaik," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (31/8/2016).
Ahok mengaku rela apabila pendukungnya lebih memilih kandidat lain. Sepanjang memilihnya dengan alasan kandidat yang lain itu memang lebih berkualitas dari dirinya.
"Kalau ada yang lebih baik dari saya, lebih jujur dari saya, lebih cepat dari saya, jangan pilih saya. Kalau pilih saya rugi. Pilih yang lebih hebat dong, tinggal percaya enggak percaya aja," kata Ahok.
Menurut Ahok, dirinya akan keberatan apabila ada warga yang menolak memilihnya dengan alasan agama dan keturunannya. Sebab ia menilai sikap itu bukanlah sikap yang adil.
"Anda enggak fair dong kalau lakukan, itu namanya menghina firman tuhan. Saya tidak minta lahir sebagai keturunan china kok. Saya juga enggak minta enggak dapet hidayah," kata Ahok. (Baca: Nusron Wahid Kesal Masih Ada yang Jegal Ahok Pakai Isu SARA)
Hasil survei terbaru dari Populi Center menyatakan Ahok masih jadi kandidat dengan elektabilitas tertinggi dengan persentase 46,8 persen. Namun, terjadi kenaikan elektabilitas yang dimiliki Risma yang berada di posisi kedua dengan persentase 16,5 persen dan Sandiaga Uno di posisi ketiga dengan persentase 7,5 persen.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 400 responden, di 6 wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu. Peneliti Populi, Nona Evita mengatakan, naiknya elektabilitas Risma maupun Sandiaga dipengaruhi oleh munculnya beberapa relawan pendukung dan deklarasi dukungan untuk keduanya.