Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2016, 06:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Wakil Ketua DPRD Mohamad Taufik sedang berseteru. Keduanya saling tuding mengenai penurunan kontribusi tambahan pengembang reklamasi dari 15 persen menjadi 5 persen.

Perseteruan antara keduanya berawal dari pertanyaan Sanusi saat Ahok menjadi saksi dalam persidangannya, Selasa (6/9/2016), di Pengadilan Tipikor, Jakarta.

Sanusi mengatakan, sempat ada pembicaraan informal antara Ahok dan Taufik di ruang VIP Gedung DPRD DKI. Menurut Sanusi, pertemuan itu berlangsung sebelum sidang paripurna.

Dalam pertemuan tersebut, kata Sanusi, Taufik menunjukkan kepada Ahok mengenai tabel simulasi tambahan kontribusi sebesar 15 persen. Jika tambahan kontribusi 15 persen ditetapkan, maka pengembang harus membayar senilai Rp 48 triliun. Berdasarkan keterangan Taufik, ketika itu Ahok kaget dan mengatakan, "Wah, ini namanya kita merampok swasta."

Taufik menuturkan, saat itu Ahok sudah setuju untuk menurunkan kontribusi tambahan bagi pengembang reklamasi. Cerita itu juga pernah disampaikan Taufik saat menjadi saksi untuk terdakwa mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.

Namun, Ahok membantah keterangan Taufik. Ia bahkan menuding Taufik tidak hanya memfitnahnya, tetapi juga sudah membohongi anak buahnya.

Menurut Ahok, tidak mungkin dia menyetujui hal tersebut. Sebab, selama ini dia selalu menyampaikan di tiap rapat bahwa tambahan kontribusi 15 persen harus dipertahankan.

"Bagaimana bisa dia berani fitnah di bawah sumpah? Makanya saya pikir, mereka anggap Tuhan itu linglung. Apalagi Taufik kan pernah narapidana lho. Saya kira saya lebih baik dari dia, kalau mau ngomong jujur," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (6/9/2016).

Ahok mengaku tidak pernah pernah disodorkan tabel simulasi. Dia juga tidak pernah mengucapkan soal "merampok pengembang."

"Gila, yang mau ngerampok elu apa gue. lama-lama gua pikir dia kayak Haji Lulung Juga. Ada laporan kejiawaan dia, dikira nama gue," ujar Ahok.

Meski Ahok membantah, Taufik mengatakan sudah menyampaikan hal yang sebenarnya ketika diperiksa penyidik terkait pembahasan raperda reklamasi. Dia membantah disebut memfitnah Ahok.

Taufik kemudian menyebut nama Sekretaris Daerah Saefullah sebagai saksi dalam pertemuan itu.

"Yang bohong itu Ahok. Ada Sekda kok saksinya. Menurut saya, Ahok yang bohong dan dia enggak ngaku," ujar Taufik, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/9/2016).

Taufik mengatakan, Ahok tidak hanya berbohong soal tambahan kontribusi, tetapi juga berbohong soal draf kedua raperda dalam persidangan. Saat sidang, Sanusi bertanya apakah Ahok mengetahui soal draf kedua raperda yang berbeda dari draf sebelumnya.

Dalam draf kedua, ada 13 pasal yang masuk. Padahal, 13 pasal tersebut tidak pernah dibahas sebelumnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com