Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poros Alternatif Mungkin Usung Yusril, Koalisi Kekeluargaan Pecah?

Kompas.com - 11/09/2016, 10:57 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Kekeluargaan kini mulai menunjukan sinyal perpecahan. Poros alternatif pun lahir, yaitu dari gabungan Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Wakil Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Abdul Azis, sebelumnya sempat mengungkapkan bahwa sekurang-kurangnya 75 persen poros alternatif akan mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Lantas, bagaimana peluang Yusril?

Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Bengkulu yang juga Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta Lely Arrianie mengaku pesimis Yusril mampu mengalahkan kandidat yang diusung PDI-P, dalam hal ini mungkin Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya.

Yusril, kata Lely, boleh jadi seorang mantan menteri dan pakar hukum tata negara kondang, namun belum dapat dipastikan kiprahnya sebagai pimpinan daerah bisa secemerlang karir masa lalunya.

"Meskipun beberapa komponen yang pernah eksis nasional bisa juga sukses di daerah seperti Nur Mahmudi Ismail, Ganjar Pranowo.

Tapi kalau untuk DKI Jakarta peluang Yusril kecil sekali," tutur Lely saat dihubungi, Minggu (11/9/2016).

Lely melihat, ada kecenderungan di masyarakat untuk tidak memilih figur yang justru begitu menginginkan posisi kepala daerah tersebut. Hal tersebut menjadi salah satu persoalan politik yang harus dicari solusinya.

"Tipologi pemilih kita yang kadang rasional, permisif, tradisional, apatis cenderung memilih orang yang tidak menggebu gebu ingin dipilih," ujarnya.

"Ini persoalan bagi calon pemimpin yang sebenarnya harus bisa membangun model relasi politik jauh hari sebelumnya," sambung Lely.

PKB sebelumnya berencana akan berpaling menarik dukungan dari Sandiaga masuk ke poros alternatif bila Sandiaga memilih kader PKS Mardani Ali Sera sebagai cawagub.

Menurut Wakil Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Abdul Azis, dalam kondisi saat ini, partainya menjadi berat untuk mendukung Sandiaga.

Sebab, sedari awal partainya ingin menyandingkan Sandiaga dengan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Saefullah.

Jika poros alternatif nantinya jadi terbentuk, maka kursi mereka cukup untuk mencalonkan diri di Pilgub DKI.

Partai Demokrat memiliki 10 kursi di DPRD DKI, PPP 10 kursi, PKB 6 kursi, PAN 2 kursi.

Lebih dari cukup untuk mencalonkan diri di Pilkada DKI dengan persyaratan minimal 22 kursi di DPRD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

Megapolitan
Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Megapolitan
Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Megapolitan
Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com