JAKARTA, KOMPAS.com — Misteri kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, hingga kini belum juga terungkap. Padahal, tampuk kepemimpinan Polda Metro Jaya sudah mengalami pergantian sebanyak tiga kali.
Kasus ini bermula saat posisi Kapolda Metro Jaya masih dijabat oleh Irjen Unggung Cahyono. Kemudian Unggung digantikan oleh Jenderal Tito Karnavian yang saat ini menjabat sebagai Kapolri.
Pengganti Tito, Irjen Moechgiyarto, juga sempat menjabat Kapolda Metro Jaya. Polisi belum juga menetapkan siapa pembunuh Akseyna tersebut.
Menanggapi hal ini, Kapolda Metro Jaya yang baru, Irjen Mochamad Iriawan, meminta masyarakat untuk bersabar. Sebab, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus tersebut.
"Saya minta waktu karena kan ritme pekerjaan luar biasa. Jadi kami minta waktu untuk kita gelar, mempelajari kembali, kasus terungkap atas data. Jadi mohon waktu ya," ujar Iriawan di Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, Jumat (30/9/2016).
Mantan Kadiv Propam Mabes Polri ini mengaku saat ini masih berfokus untuk melakukan pengamanan pada Pilkada DKI 2017. Ia memastikan pengungkapan kasus kematian Akseyna akan tetap berlanjut.
"Pastilah (tetap dilanjutkan)," ucapnya. (Baca: Polisi: Pelaku Pembunuhan Akseyna Masih Ikuti Perkembangan Penyidikan)
Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga, kompleks Kampus UI, pada sekitar Maret 2015. Polisi meyakini ia meninggal karena dibunuh. Kondisi fisik dan lingkungannya mengindikasikan hal tersebut.
Kondisi fisik Akseyna yakni lebam di kepala, bibir, dan telinga, juga dicurigai sebagai indikasi bahwa ia sempat dianiaya oleh pelaku. Selain itu, ranselnya yang hanya dikaitkan, tidak diikatkan, membuat Akseyna seharusnya bisa mudah untuk melepaskannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.