JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sylviana Murni, optimistis masalah kemacetan dan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, bisa diselesaikan jika ada dialog yang baik.
"Saya bilang, pembangunan itu harus partisipatif. Bukan hanya pembangunan fisik, membangun solusi untuk pasar Tanah Abang juga harus partisipatif. Kita ajak masyarakatnya dialog, keep in touch," kata Sylviana yang juga mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu saat menghadiri diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2016).
(Baca juga: Sylviana: Pemimpin Itu Bukan Hanya Lihat Kondisi Lapangan dari Kantor secara Digital(
Adapun Sylviana menjadi Wali Kota Jakarta Pusat sejak 2008 sampai 2013.
Dia meyakini, bila dialog dilakukan terus-menerus, masalah kemacetan hingga keberadaan PKL di Tanah Abang dapat teratasi.
Melalui metode dialog itu pula, kata dia, bisa dicapai sebuah kesepakatan bersama yang merupakan hasil negosiasi antara pemerintah dengan warga.
"Misalnya mereka minta A, kita tanya, boleh enggak A minus? Jangan dong, A minus satu, misalnya. Akhirnya nanti ada titik temu," tutur Sylviana.
Tentang cara menyelesaikan masalah dengan dialog, Sylviana menganggap dirinya sudah melakukan hal yang sama dengan Gubernur DKI Jakarta terdahulu, Joko Widodo.
(Baca juga: Sylviana: Reklamasi Harusnya Pakai Kajian Orang Indonesia, Bukan Belanda)
Bahkan, dia melihat sosok Jokowi sebagai seorang yang hebat dan berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya.
Kemacetan dan maraknya PKL di kawasan Tanah Abang sudah menjadi masalah klasik di Jakarta.
Kawasan ini sempat tertata pada masa kepemimpinan Jokowi, tetapi kini masalah yang sama kembali muncul di permukaan sehingga kondisinya tidak jauh beda dengan Tanah Abang yang dulu.