Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan KPU DKI dan Bawaslu DKI soal Anggotanya Hadir di Acara Relawan Agus-Sylvi

Kompas.com - 26/10/2016, 16:47 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPUD DKI Jakarta Saryono Noto dan anggota Bawaslu DKI Jakarta Endang Istianti hadir dalam acara deklarasi kelompok Gerbang Monas (Membangun Orientasi Nasional) mendukung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Rabu (26/10/2016) siang.

Acara tersebut diselenggarakan di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Menanggapi hal tersebut, Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno menjelaskan, memang betul anggotanya itu hadir di sana sebagai tamu undangan. Namun, perihal undangan yang dimaksud berbeda dengan undangan yang beredar di kalangan wartawan tentang acara tersebut.

"Saya sudah klarifikasi. Dia hadir karena diundang sebagai narasumber sosialisasi aturan kampanye seperti tertera dalam undangan ini," kata Sumarno melalui percakapan chatting kepada Kompas.com.

Isi surat yang disertakan Sumarno menuliskan perihal undangan yaitu permohonan sosialisasi aturan kampanye pemilukada. Surat undangan ditujukan kepada KPUD Kota Administrasi Jakarta Barat, tertanggal 26 Oktober 2016 atau hari ini.

Baca: Ada Perwakilan KPU Jakbar di Acara Lulung Dukung Agus-Sylvi, Ketua KPU DKI Bingung

Pembuat surat undangan atau nama pihak yang mengundang adalah relawan Gerbang Monas Agus-Sylvi. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Relawan Gerbang Monas, Anas Ma'ruf, dan Sekretarisnya Dani Kusuma.

"Kalau acaranya deklarasi ya memang tak boleh (hadir). Di undangan, tercantum acaranya sosialisasi. Berarti pengundangnya tak menyampaikan acara yang sebenarnya," ujar Sumarno.

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti, menunjukkan surat undangan serupa. Menurut Mimah, kehadiran Endang tidak dinilai sebagai pelanggaran karena tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman tentang Pilkada, sesuai dengan kapasitas sebagai anggota Panwaslu.

"Kalau diundang untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemilu, tidak apa-apa, karena itu kan tugas kami sebagai penyelenggara," ujar Mimah.

Kompas TV Lulung: Saya Berdiri di Belakang Orang yang Lawan Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com