Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Saya Harap, Orang Sekelas Pak Buwas Bicara Berdasarkan Data

Kompas.com - 26/10/2016, 19:41 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anies Baswedan mempertanyakan klaim Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso soal buku sosialisasi antinarkoba bagi siswa.

Anies mengatakan, klaim Budi Waseso itu tak berdasar.

"Emang negara diurus pakai obrolan begitu? Pak Buwas ngerti -lah cara urus negara yang benar. Ngurus negara itu ya pakai proses. Tanyain Pak Buwas, Pak Anies nanya, ada enggak suratnya?" kata Anies kepada Kompas.com, Rabu (26/10/2016).

"Kalau ada, nomornya berapa, tanggalnya berapa. Dari situ kemudian bisa dinilai siapa yang ngomong-ngomong, siapa yang iya iya, siapa yang enggak. Iya dong. Hari gini atur negara pakai katanya," ujar Anies.

Waseso sebelumnya mengaku mengajukan buku tersebut ke Menteri Pendidikan dan Kebudayan yang saat itu dijabat Anies Baswedan.

Harapan Waseso, buku itu masuk dalam kurikulum 2016. Namun, Anies disebut hanya "iya iya" saja.

(Baca juga: Budi Waseso: Anies Baswedan Iya Iya Saja, Tapi Enggak Direalisasikan)

Padahal, saat menyerahkan buku itu, menurut dia, Anies mengaku mendukung program sosialisasi antinarkoba BNN.

Merasa "mentok" di Anies, pria yang dikenal dengan nama Buwas itu kemudian mengajukan buku tersebut kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, tetapi tidak juga  terealisasi.

Buwas kemudian melaporkan kerjanya kepada Presiden Jokowi. Ia berharap Presiden mewujudkan program sosialisasi antinarkoba pada kurikulum tahun mendatang.

Buwas juga akan berkoordinasi lagi dengan Mendikbud saat ini demi mengegolkan sosialisasi antinarkoba itu.

Sementara itu, Anies mengaku bertemu Waseso sehari sebelum diberhentikan sebagai Mendikbud pada 26 Juli 2016 lalu dalam acara Jambore Nasional di Pangkep, Sulawesi Selatan.

(Baca juga: Komentar Anies soal Pemprov DKI yang Batalkan Rehabilitasi 45 Gedung Sekolah )

Saat itu, Anies duduk bersebelahan dengan Waseso. Namun, tak ada obrolan soal buku tersebut.

Anies mengaku selama ini tak ada hubungan dengan Waseso dan tak mengerti alasan Waseso mengklaim seperti itu.

Kendati demikian, Anies menyatakan bahwa ia akan mengecek apakah permintaan yang dimaksud Waseso itu pernah masuk ke Kemendikbud.

"Kurikulum 2016 itu enggak ada, ngarang. Mengenai karangan Pak Buwas ini, saya berharap orang sekelas Pak Buwas bicara berdasarkan data, jadi kalau memang beliau katakan sesuatu ya buktikan," kata Anies.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com