JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Santri Nusantara mendeklarasikan gerakan anti-rasial. Deklarasi itu dilakukan agar tidak ada pihak-pihak yang mengedepankan unsur suku agama ras dan antar golongan (SARA) dalam perhelatan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Dalam deklarasi yang dibacakan Ketua Umum PB Gerakan Santri Nusantara, Muhammad Utomo, di Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2016), ada sembilan pernyataan yang dikedepankan Gerakan Santri Nusantara yakni:
Gerakan Santri Nusantara siap menciptakan Pilkada Jakarta yang aman, tertib, dan damai demi terpeliharanya keutuhan NKRI; mengharapkan kepada seluruh warga Jakarta untuk tidak terpengaruh kampanye-kampanye berbau rasial dan SARA yang bertujuan memecah belah bangsa; serta meminta ulama dan tokoh agama untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan politik supaya tidak terjadi kegaduhan.
Gerakan Santri Nusantara juga menolak agama dijadikan komoditas untuk kepentingan politik; dan menolak Islam ramah diganti menjadi Islam marah dan penyebar fitnah.
Gerakan itu juga mengecam kelompok-kelompok radikal yang menyusup dan memanfaatkan pilkada untuk tujuan instabilitas NKRI; serta mengecam keras media-media penyebar fitnah dan kebencian dalam pilkada.
Selain itu, Gerakan Santri Nusantara menyatakan cinta Indonesia dengan keberagaman dan kemajemukan; dan siap berada di barisan terdepan melawan siapa pun yang mengancam keutuhan NKRI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.