Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Obat-Jamu Palsu di Cakung Diduga Terkait Kasus Serupa di Balaraja

Kompas.com - 30/10/2016, 08:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Dua pabrik obat dan jamu ilegal beromzet sedikitnya Rp 6 miliar per bulan di Cakung, Jakarta Timur, digerebek Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya, Selasa (25/10). Polisi menyelidiki keterkaitan kedua pabrik dengan kasus serupa di Balaraja, Tangerang.

Berdasarkan pengamatan di lokasi, Jumat (28/10), pabrik pertama berlokasi di Central Cakung Business Park memproduksi obat tanpa izin edar.

Di kompleks pergudangan itu ada dua gudang terpisah yang dijadikan pabrik obat. Pabrik kedua di Green Sedayu Biz Park Cakung menggunakan dua gudang bersisian untuk memproduksi jamu tanpa izin edar.

Pabrik memakai mesin canggih untuk memproduksi obat dan jamu ilegal. Polisi menyita mesin produksi obat ilegal, antara lain 1 mesin pengering, 4 pengaduk, 6 kompresor, 6 pengemas setrip, dan 8 mesin cetak.

Di lokasi pabrik itu juga disita 14 mesin produksi, 4 mesin pres, dan 1 mesin pembuat tanggal kedaluwarsa. Pabrik mencampurkan bahan baku asli dengan bahan baku palsu.

Dari kedua lokasi pabrik ditemukan ratusan karung bahan baku obat dan jamu, serta ratusan ribu butir obat dan jamu kemasan ilegal siap edar.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan, didampingi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Fadil Imran, di lokasi, mengatakan, polisi meringkus tersangka RS (38) sebagai penanggung jawab pabrik. Pekerja yang berjumlah 15 orang belum menjadi tersangka.

Kapolda mengatakan masih mengejar pemodal kedua pabrik itu. Polisi yakin ada konsultan yang tahu cara produksi obat dan jamu karena fasilitas produksi di pabrik itu canggih. Hasilnya pun mirip dengan obat asli.

Menurut Iriawan, tersangka mengaku pabrik telah beroperasi enam bulan ini.

"Aset pabrik lebih dari Rp 12,5 miliar dengan omzet penjualan lebih dari Rp 6 miliar per bulan. Wilayah pemasarannya diselidiki," katanya.

Kapolda memerintahkan agar lokasi peredaran obat dan jamu ilegal ditemukan. Diduga produk ilegal itu beredar di Pasar Kramatjati dan Pasar Pramuka yang digerebek Ditreskrimsus Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.

Disalahgunakan

Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta Dewi Prawitasari mengungkapkan, obat ilegal yang ditemukan antara lain obat penenang Tramadol dan Hexymer, Dextromethorphan (obat batuk), dan Nizoral (obat anti jamur).

Sementara jamu ilegal yang ditemukan antara lain macam-macam jamu kesehatan dan jamu kuat. Tramadol dan Hexymer bisa disalahgunakan karena menyebabkan perubahan perilaku menjadi agresif. Dextromethorphan adalah obat batuk yang sudah dilarang beredar karena efeknya dapat membuat teler.

Dewi mengatakan, khasiat obat dan jamu ilegal harus diperiksa di laboratorium.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com