"Dengan sarana produksi ilegal, obat yang diproduksi tentu ada efek sampingnya," katanya.
Polisi dan Badan POM ataupun BBPOM DKI masih menyelidiki keterkaitan antara temuan di Cakung dengan yang digerebek BPOM di Balaraja, September lalu. Apalagi, obat berjenis Tramadol yang ditemukan di Cakung punya nomor seri produksi yang sama dengan di fasilitas produksi di Balaraja.
"Kami bersama Polri sedang menelusuri apakah ada kaitannya. Tunggu saja," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito.
Dewi mengatakan, modus produksi obat ilegal dan jamu mengandung bahan kimia obat (BKO) di Cakung mirip dengan kasus Balaraja.
Terkait produksi obat ilegal yang belum kunjung redup, Penny menyebut kerja sama dengan Polri merupakan salah satu upaya menjalin kerja sama dengan seluruh rantai penegakan hukum agar efek jera kepada pelaku meningkat.
"Sehari setelah kami menandatangani perjanjian kerja sama, Polri langsung menggerebek. Ini efek jera awal," ujarnya.
Penny merencanakan BPOM meneken kerja sama operasional dengan Kejaksaan Agung. Dengan demikian, kompetensi penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) BPOM meningkat dan pemberkasan perkara lebih cepat. (WAD/JOG)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Oktober 2016, di halaman 15 dengan judul "Pabrik Obat-Jamu di Cakung Terkait Balaraja".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.