JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, memilih untuk melakukan penataan kampung (on-site upgrading) bila memimpin Jakarta periode 2017-2022. Penataan dinilai lebih manusiawi daripada menggusur atau mencabut hidupnya dari habitat asli.
"Diperbaiki, dilengkapi sarananya jadi lebih layak. Padat tak harus kumuh, banyak negara lebih padat, tapi tidak kumuh," kata Agus di redaksi Kompas.com di Palmerah Selatan, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Agus akan turut mengikutsertakan dan meyakinkan tingkatan hidup mereka akan bertambah bila bersama kebijakan pemerintah. Masyarakat tak lagi perlu dipindahkan puluhan kilometer dan menghilangkan pekerjaannya.
Gagasan ini diperkuat setelah Agus berinteraksi langsung dengan masyarakat. Tak sedikit, warga yang menemuinya ingin mendapatkan jaminan bahwa hidupnya tak terganggu soal isu penggusuran.
Ia meyakini bahwa masyarakat mana pun tak ingin dicabut dari habitanya. Sebab, selain akan kehilangan kehidupan dan interkasi sosial, mereka juga kehilangan sumber nafkah.
"Ketika mereka puluhan tahun, katakan skill mereka hanya sebagai nelayan, (setelah dipindahkan) tidak ada (pekerjaan) nelayan, tapi dipaksa pindah ke jauh, dia tidak bisa berkebun, apalagi menggunakan pakian seragam untuk kerja di pabrik, tidak bisa," katanya. (Baca: Perempuan Ini Tarik Perhatian Kampanye Agus di Kampung Pesing Koneng)
Bila ini terjadi, maka akan menambah kemiskinan di masyarakat perkotaan. Agus meyakini, pemindahan kehidupan bukan soal memindahkan tempat tidur, juga nyenyak dan mimpi para masyarakat. Sebab, Agus berpendapat, mimpi dan suasana nyenyak tidur warga ada di habitatnya.
"Saya sering merasa terharu dan berkaca dan harus banyak belajar dari mereka, ketika ditanya maunya apa? (Masyarakat menjawab) kami tahu Jakarta masalahnya banyak, tapi tolong dengar kami. Mereka ingin punya tempat, bukan dari sisi materi saja, tapi juga ketenangan batin,” katanya.