Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Tak Batasi Waktu "Blusukan" Cagub-Cawagub Saat Kampanye

Kompas.com - 07/11/2016, 14:48 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Bidang Pencalonan dan Kampanye, Dahliah Umar, mengatakan, KPU DKI tidak membatasi waktu tertentu bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI untuk blusukan atau menemui warga selama masa kampanye.

Dahliah menuturkan, pembatasan waktu hanya berlaku untuk kampanye jenis rapat umum, yakni pukul 09.00 - 18.00 WIB. Ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 42 ayat 1 Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kampanye.

"Rapat umum saja yang dibatasi sampai pukul 18.00 WIB. Kalau yang lain-lain, karena hanya melibatkan massa yang tidak banyak dan lebih bisa diatur, itu tidak dibatasi waktunya, sampai malam enggak masalah," kata Dahliah di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2016).

Dahliah menyatakan, Jakarta memiliki banyak penduduk dengan calon pemilih sebanyak 7 jutaan. Waktu kampanye 120 hari harus dimanfaatkan dengan maksimal oleh semua pasangan cagub-cawagub.

"Kami mempersilakan sebanyak-banyaknya mereka mendatangi warga justru, supaya warga lebih mengenal," kata dia.

Menurut Dahliah, KPU DKI juga tidak melarang pasangan cagub-cawagub untuk berkampanye pada malam hari.

"Kalau dibatas-batasi waktunya, sedangkan malam bisa dimanfaatkan, apalagi orang itu pulang kerjanya malam, mungkin ada juga kelompok yang bisa ditemui di malam hari, itu kami tidak melarang," kata Dahliah.

Calon gubernur DKI dengan nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, sebelumnya mengunjungi permukiman warga di Kampung Rawa, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016), sekitar pukul 18.30 WIB. Anies menjelaskan bahwa dirinya datang tidak untuk berkampanye, melainkan untuk bersilahturahim.

Dia menyebut tidak ingin melanggar aturan pilkada terkait batas waktu kampanye.

"Ini sudah lewat jam 18.00 WIB, saya udah enggak boleh sebut nomor, visi dan misi, jadi saya di sini silahturahim saja. Kalau saya kampanye, saya dipanggil Bawaslu," kata Anies di Kampung Rawa pada Rabu malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com