Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Sylviana Murni yang Disorot Plt Gubernur DKI

Kompas.com - 08/11/2016, 10:06 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Sylviana Murni "blusukan" ke Pasar Poncol, Kelurahan Bungur, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2016). Saat menyambangi lokasi itu, Sylviana melihat ketidakteraturan penataan pedagang yang berjualan serta kebersihan pasar.

Sylviana bahkan sempat berdebat dengan seorang pengurus RT di Kelurahan Bungur terkait pungutan iuran kebersihan.

Pengurus RT itu menyampaikan bahwa pungutan itu merupakan swadaya masyarakat. Pungutan itu juga dilakukan karena tidak ada petugas kebersihan yang datang untuk membersihkan lingkungan sekitar Pasar Poncol.

Menanggapi pernyataan pengurus RT, Sylviana mengatakan tidak boleh ada pungutan yang diminta kepada warga. Saat menyusuri pasar, Sylviana menemukan tumpukan sampah yang telah berhari-hari tidak dibersihkan.

Kompas.com/David Oliver Purba Sylviana Murni di Pasar Poncol, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2016)
Sylviana yang mantan Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta itu langsung menghubungi Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Aji. Sylviana meminta Isnawa untuk membersihkan sampah tersebut karena sangat menggangu kenyamanan para pedagang serta pengunjung.

Tak hanya Kadis Kebersihan, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan juga dihubungi Sylviana saat melihat parit dipenuhi lumpur dan sampah. Teguh juga diminta oleh Sylviana untuk segera membersihkan parit tersebut.

"Iya, Pak Teguh, saya bilang ini sampah, kali, mesti dikeruk. Dia bilang 'Siap, segera'. Jadi wartawan bisa ngecek lagi nih, Pak Teguh benar enggak turun, Pak Aji benar enggak turun," ujar Sylviana, Senin siang.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Aji mengaku menerima telepon dari Sylviana yang memintanya segera merapikan sampah di Pasar Poncol, Jakarta Pusat. Meski demikian, Isnawa tidak merasa diperintah dan menilai telepon Sylviana seperti aduan warga Jakarta.

"Saya biasa menerima pengaduan dari masyarakat. Saya anggap Bu Sylvi juga warga Jakarta yang ngadu masalah sampah," ujar Isnawa ketika dihubungi, Senin.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menegaskan, cagub dan cawagub DKI tidak memiliki wewenang untuk memberi perintah kepada PNS DKI. Hal ini juga berlaku untuk Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Saiful Hidayat, dan Sylviana Murni, yang berlatar belakang sebagai birokrat Pemprov DKI.

Kompas.com/Alsadad Rudi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono
"Paslon yang dari DKI, baik itu Pak Ahok maupun Ibu Sylvi, itu statusnya tidak lagi punya kewenangan untuk memberikan instruksi pada satu SKPD. Itu tidak etis kalau itu instruksi," ujar Sumarsono di Rumah Dinas Gubernur DKI, Jalan Taman Suropati, Selasa (8/11/2016).

Kendati demikian, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur tidak dilarang untuk berkomunikasi dengan PNS DKI. Memberi informasi atau meminta tolong juga tidak dilarang.

Namun, kata dia, cagub dan cawagub tidak berhak memberi perintah kepada PNS DKI. Sumarsono juga mengatakan, SKPD yang diperintah tidak wajib untuk mematuhi perintah itu.

"Instruksi itu kan tidak ada kata tolong, adanya 'laksanakan', 'jabarkan'," ujar Sumarsono.

Kompas TV Siapa Cawagub DKI Pendamping Agus Yudhoyono?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com