Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Dipuji Sumarsono, Sejumlah Anggota Pasukan Oranye Diskors

Kompas.com - 24/11/2016, 10:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pegawai harian lepas Dinas Kebersihan DKI atau yang sering disebut pasukan oranye dipuji kinerjanya oleh Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.

Pujian itu dilontarkan di depan ribuan PNS DKI yang ikut apel sapu bersih pungutan liar di Lapangan Monas, Kamis (24/11/2016).

"Saya apresiasi pasukan oranye, biru, hijau, yang sudah melakukan tugas sebaik mungkin di lapangan," ujar Sumarsono.

Sumarsono mengatakan, kini wilayah yang lebih sering banjir adalah wilayah sekitar Jakarta. Namun, kata Sumarsono, banjir sendiri tidak terjadi di Jakarta.

Menurut dia, itu merupakan hasil dari kerja keras para PHL yang selalu membersihkan saluran air dan membuka Kanal Barat dan Timur.

"Serta partisipasi masyarakat kita juga, saya ucapkan terima kasih untuk itu," ujar Sumarsono.

Pasukan oranye yang juga ikut berbaris dalam apel tersebut langsung bersorak dan bertepuk tangan. PNS DKI juga bertepuk tangan untuk mereka.

Pujian kepada PHL Pemprov DKI juga dilontarkan oleh Plt Irjen Kemendagri Sri Wahyuningsih yang hadir mewakili Mendagri Tjahjo Kumolo.

"PPSU kita apresiasi atas dedikasi siang dan malam, juga kepada para PHL dan petugas penanggulangan bencana," ujar Sri.

Namun, setelah pujian itu, Sumarsono menyampaikan ada kabar kurang bagus terkait pasukan oranye. Beberapa dari mereka harus diskors hingga masa kontrak habis karena terlibat politik praktis.

Para anggota pasukan oranye itu terlihat berfoto dengan pose memegang spanduk pasangan calon sambil tertawa.

"Ada juga anggota pasukan oranye yang kampanye dengan spanduk calon lalu senyum-senyum. Itu menunjukkan tidak netral. Kalau dari mereka harus dihentikan sementara, saya mohon maaf. Skors sampai akhir kontrak, artinya tidak terima gaji apa pun," ujar Sumarsono.

Kompas TV Warga Mulai Rasakan Manfaat Kebersihan Kali Ciliwung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com