Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Pasukan Oranye Diskors, Sylviana Janji Cari Tahu Dugaan Timses yang Mengajak Foto

Kompas.com - 25/11/2016, 13:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Sylviana Murni, menyayangkan sanksi skors yang diberikan kepada puluhan pekerja harian lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI Jakarta atau pasukan oranye.

Skors diberikan karena mereka berfoto dengan spanduk Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana sehingga dianggap tidak netral dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Iya kasihan itu, prihatin. Itu yang saya pikirin, kesalahannya di mana. Apa ada aturan tentang itu. Nanti ada tim untuk cari tahu, apakah itu benar tim sukses dari kami apa bukan, terdaftar atau enggak, atau apa itu relawan yang kami enggak bisa membaca kalau relawan. Kalau saking cintanya kan enggak bisa juga (dilarang)," kata Sylvi kepada Kompas.com di Wisma Proklamasi 41, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2016) siang.

Sylvi menjelaskan, pihaknya telah mendapat informasi diduga ada anggota tim suksesnya yang mengajak puluhan pasukan oranye foto dengan spanduk bergambar wajah Agus dan dirinya. Saat ini, pihaknya sedang menelusuri siapa orang yang dimaksud sebagai anggota dari timnya itu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menyebutkan orang yang diduga anggota timses Agus-Sylvi sebagai mantan PHL di Dinas Kebersihan DKI. Mantan PHL itu dipecat karena ketahuan melakukan pungutan liar dan pelanggaran lainnya.

Adji mengaku menilai mantan PHL itu sebagai tim sukses Agus dan Sylvi. Namun, ketika ditanya lebih lanjut, Adji tidak tahu persis apakah mantan PHL bermasalah itu benar masuk sebagai tim sukses, relawan, atau sekadar orang yang mendukung pasangan Agus-Sylvi saja.

"Pengertian timses seperti apa, saya kurang paham. Tapi, orang ini muter-muter di dua kecamatan. Karena pernah di PHL (Dinas) Kebersihan, ya teman-temannya orang Kebersihan juga," tutur Adji. (Baca: Pasukan Oranye yang Berfoto dengan Spanduk Agus-Sylvi Diskors hingga Desember)

Meski telah mengungkapkan ciri-cirinya, Adji enggan memberi tahu siapa mantan PHL yang dimaksud. Total pasukan oranye yang diskors ada 63 orang. Mereka terdiri dari 38 pasukan oranye di Kecamatan Kemayoran dan 25 pasukan oranye di Kecamatan Johar Baru.

Skors berlaku hingga masa kontrak para PHL habis, yakni bulan Desember 2016. Mereka akan kembali kerja pada bulan Januari 2017, serta ikut dinilai oleh atasannya apakah kontraknya akan dilanjutkan atau tidak. Selama diskors, para PHL tidak akan menerima gaji sebesar Rp 3,1 juta.

Kompas TV Sosok Lembut Sylviana di Tengah Kerasnya Pilkada DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com