Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Pola Pikir "Anak Nongkrong" lewat RPTRA Kenanga

Kompas.com - 30/11/2016, 09:49 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak riang berlari di RPTRA Kenanga, Cideng, Jakarta Pusat. Beberapa bermain di lokasi permainan khusus anak di sudut kiri RPTRA.

Orangtua mereka tampak mengawasi dari kejauhan. Ada yang duduk di bangku taman, mushala dan amphiteater. Sebagian lagi memang sengaja menitipkan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) RPTRA Kenanga.

Pagi itu, Selasa (29/11/2016), Kompas.com diterima pengelola RPTRA Kenanga, Della Febriani dan Irma Susanti. Keduanya langsung mempersilakan masuk ke dalam Ruang Serbaguna.

Della bercerita, RPTRA Kenanga merupakan satu dari enam RPTRA generasi pertama di Jakarta. RPTRA ini diresmikan langsung oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta pada Mei 2015 lalu.

Kegiatan RPTRA pun beragam, mulai dari belajar membaca, menulis dan berhitung. Selain itu juga ada kegiatan pengajian setiap Jumat pagi, bermain lego, bermain futsal dan menonton film bersama.

"Kami juga ada composting, semacam pembuatan pupuk dari daun-daun di sekitar sini," kata Della.

Kahfi Dirga Cahya Daffa saat bermain di RPTRA Kenanga, Cideng, Jakarta Pusat.
Della mengungkapkan keistimewaan dari RPTRA Kenanga adalah banyaknya tanaman. Di lahan 2.800 meter persegi itu setidaknya ada 58 jenis tanaman. Adapun jenis itu mayoritas tanaman hias. Namun tak sedikit beberapa tanaman yang berbuah seperti pohon jambu air, mangga, kelapa hingga kelor.

"Khusus untuk kelor kami memang membudidayakan itu," kata dia.

Pembudidayaan itu tak hanya dilakukan oleh pengelola, tapi juga masyarakat. Menurut dia, keikusertaan itu bagian dari pelatihan kepada masyarakat soal bercocok tanam.

Tak hanya itu, pelatihan pengolahan setelah berbuah pun juga turut dilakukan. Della menambahkan, pelatihan dan sosisalisasi lainnya juga dilakukan di RPTRA Kenanga. Sosialisasi itu misalnya untuk ibu hamil dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Tempat berkumpul

Kehadiran RPTRA tentu memiliki dampak positif sendiri bagi lingkungannya, tak terkecuali RPTRA Kenanga. Menurut dia, selama hampir dua tahun sejak diresmikan, RPTRA perlahan mulai mengubah pola pikir dari lingkungan sekitar.

Salah satu contoh konkretnya adalah tawuran. Della mengatakan lingkungan sekitar RPTRA dulu kerap kali tawuran. Sejak ada RPTRA, perilaku tersebut cenderung menghilang.

Anak-anak yang biasa 'nongkrong' di jalan-jalan pindah ke RPTRA. Banyak aktivitas yang dilakukan, salah satunya bermain futsal. Anak-anak itu tak hanya kumpul untuk melepas penat semata. Tak sedikit dari mereka belajar bersama di saung RPTRA Kenanga.

"Sedikit demi sedikit pola pikir lingkungan akan berubah," kata dia.

Kompas TV Ahok Resmikan Dua RPTRA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com