JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak riang berlari di RPTRA Kenanga, Cideng, Jakarta Pusat. Beberapa bermain di lokasi permainan khusus anak di sudut kiri RPTRA.
Orangtua mereka tampak mengawasi dari kejauhan. Ada yang duduk di bangku taman, mushala dan amphiteater. Sebagian lagi memang sengaja menitipkan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) RPTRA Kenanga.
Pagi itu, Selasa (29/11/2016), Kompas.com diterima pengelola RPTRA Kenanga, Della Febriani dan Irma Susanti. Keduanya langsung mempersilakan masuk ke dalam Ruang Serbaguna.
Della bercerita, RPTRA Kenanga merupakan satu dari enam RPTRA generasi pertama di Jakarta. RPTRA ini diresmikan langsung oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta pada Mei 2015 lalu.
Kegiatan RPTRA pun beragam, mulai dari belajar membaca, menulis dan berhitung. Selain itu juga ada kegiatan pengajian setiap Jumat pagi, bermain lego, bermain futsal dan menonton film bersama.
"Kami juga ada composting, semacam pembuatan pupuk dari daun-daun di sekitar sini," kata Della.
"Khusus untuk kelor kami memang membudidayakan itu," kata dia.
Pembudidayaan itu tak hanya dilakukan oleh pengelola, tapi juga masyarakat. Menurut dia, keikusertaan itu bagian dari pelatihan kepada masyarakat soal bercocok tanam.
Tak hanya itu, pelatihan pengolahan setelah berbuah pun juga turut dilakukan. Della menambahkan, pelatihan dan sosisalisasi lainnya juga dilakukan di RPTRA Kenanga. Sosialisasi itu misalnya untuk ibu hamil dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Tempat berkumpul
Kehadiran RPTRA tentu memiliki dampak positif sendiri bagi lingkungannya, tak terkecuali RPTRA Kenanga. Menurut dia, selama hampir dua tahun sejak diresmikan, RPTRA perlahan mulai mengubah pola pikir dari lingkungan sekitar.
Salah satu contoh konkretnya adalah tawuran. Della mengatakan lingkungan sekitar RPTRA dulu kerap kali tawuran. Sejak ada RPTRA, perilaku tersebut cenderung menghilang.
Anak-anak yang biasa 'nongkrong' di jalan-jalan pindah ke RPTRA. Banyak aktivitas yang dilakukan, salah satunya bermain futsal. Anak-anak itu tak hanya kumpul untuk melepas penat semata. Tak sedikit dari mereka belajar bersama di saung RPTRA Kenanga.
"Sedikit demi sedikit pola pikir lingkungan akan berubah," kata dia.