Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Sebut Ariesman Mengeluh Disuruh Bangun Taman di Kalijodo

Kompas.com - 01/12/2016, 14:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus suap raperda reklamasi, Mohamad Sanusi, menceritakan keluhan-keluhan mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja terkait kontribusi tambahan.

Sanusi sendiri baru mengetahui bahwa Ariesman sudah mulai membayar kontribusi tambahan kepada Pemprov DKI meski raperda belum jadi.

"Pengalaman saya, dia (Ariesman) bilang, 'Ci, ini saya diminta lagi buat taman di Kalijodo'. Sebelumnya sudah bangun rusun, jalan inspeksi. Dia enggak bilang nominalnya tapi pasti cukup fantastis," ujar Sanusi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Kamis (1/12/2016).

Kemudian, kata Sanusi, Ariesman sempat mengungkapkan kekhawatirannya jika kontribusi tambahan ini diatur dalam pergub, tetapi tidak diberi pasal penjelasan di perdanya.

"Dia bilang, 'Ci kalau pakai pergub doang, enggak ada batasan, ini melebar ke mana-mana," ujar Sanusi yang memang biasa disapa Uci.

Namun, Sanusi menyebut itu bukan berarti Ariesman telah menyuruhnya menambah pasal penjelasan dalam raperda reklamasi. Sanusi menyebut, sejak awal dia sudah mengusulkan agar kontribusi tambahan diatur dalam peraturan gubernur dan diberi pasal penjelas di perda.

"Bapak bisa putar rekaman rapat saya, saya sudah sampaikan itu terus," ujar dia.

Sanusi mengatakan, Ariesman pernah mengeluh kontribusi tambahan sebesar 15 persen itu terlalu besar. Meski demikian, kata Sanusi, Ariesman tidak pernah meminta dia untuk mengubah pasal dalam raperda reklamasi.

"Jadi enggak ada, Ariesman enggak pernah minta tolong. Dia tahu saya kerja ya memang bekerja. Sepanjang argumentasinya benar pasti saya perjuangkan," ujar Sanusi.

Kompas TV Ahok Kaget Dengar Isi Percakapan Sunny dan Ariesman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com