Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Tumpahkan Penyesalan dalam Sidang

Kompas.com - 02/12/2016, 06:22 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ungkapan penyesalan dilontarkan terdakwa kasus dugaan suap raperda reklamasi, Mohamad Sanusi, dengan begitu emosional. Suaranya bergetar, seperti hampir menangis ketika jaksa bertanya apakah dia menyesal dengan kejadian yang menimpanya.

"Pak jaksa, saya sangat menyesal, yang saya sesalkan sesuatu di luar keteledoran saya," ujar Sanusi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Sanusi mengatakan semua kepeduliannya atas raperda reklamasi adalah untuk memenuhi perannya sebagai anggota Dewan. Dia pun sudah dipercaya sebagai anggota Dewan yang memahami masalah reklamasi.

Saat Pemprov DKI mendengar rapat dengar pendapat tentang itu, anggota Dewan yang diundang hanya dia. Dia menyesal karena kepeduliannya itu kini membuat banyak orang repot.

"Kemudian akibat saya, reklamasi tertunda. Akibat saya orang Jakarta enggak bisa kerja, akibat saya anggota Dewan juga disangkutpautkan, akibat saya, keluarga jadi korban," ujar Sanusi.

(Baca: Sanusi Mengaku Aktif dalam Pembahasan Raperda Reklamasi)

Sanusi juga menyesal telah menerima uang Rp 2 miliar dari mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Dia merasa menyesal karena dengan jumlah uang yang tidak seberapa, kini menjadi masalah.

Apalagi, ini baru pertama kalinya dia meminta bantuan dana kepada orang lain untuk membiayai kegiatan politiknya. Dia mengaku bahwa ada sedikit niat untuk menguji pertemanannya dengan Ariesman dengan cara meminta bantuan dana itu.

Sanusi mengatakan, Ariesman juga mengenal Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sanusi ingin tahu siapa teman yang lebih dibela Ariesman.

"Saya pikir, saya mau menguji, kalau saya ikut maju lalu ada Pak Ahok mau maju juga, dia sama-sama kenal. Lo (Ariesman) berapa persen ke saya, berapa persen ke dia (Ahok) sih," ujar Sanusi.

Meski demikian, Sanusi tetap merasa mendapat hikmah di balik kejadian ini. Dia menjadi memiliki banyak waktu untuk instrospeksi diri. Dia pun berterima kasih karena sudah diperlakukan sangat baik selama proses penyelidikan hingga di persidangan.

Dia menyinggung ketika hakim dan jaksa mengizinkannya untuk menghadiri pemakaman ibunya yang wafat beberapa waktu lalu.

"Saya dibantu Pak Ronald (jaksa), terima kasih. Ketika itu jaksa juga enggak suruh saya cepat pulang, saya bisa pulang dulu ke rumah keluarga saya di Banten. Di balik penyesalan ini, saya berterima kasih," ujar Sanusi.

(Baca: Sanusi Mengaku Kebingungan Saat Jadi Target OTT KPK)

Mengaku menerima uang, tapi...

Halaman:


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com