Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Reog Ponorogo Minta Hibah, Begini Jawaban Sumarsono

Kompas.com - 20/12/2016, 15:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Reog Ponorogo Regional DKI Jakarta menyambangi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono untuk mengajukan dana hibah pada APBD.

Sumarsono mengaku belum mengetahui apakah hibah untuk Komunitas Reog Ponorogo itu sudah tercantum pada APBD 2017 atau tidak.

"Cuma jumlahnya kami belum klarifikasi ke Kepala BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah), apakah kemarin sudah dibahas (usulan), tapi yang jelas kita mendukunglah, termasuk kebudayaan yang lainnya," kata Sumarsono, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/12/2016).

Dalam memberikan hibah, Pemprov DKI Jakarta harus memandang dua hal. Yakni Jakarta sebagai ibu kota Indonesia dan sebagai sebuah daerah.

Dalam kapasitas sebagai ibu kota, kata Sumarsono, Jakarta adalah milik semua masyarakat Indonesia. Mulai dari Sabang hingga Merauke. Sehingga Pemprov DKI Jakarta perlu bertanggungjawab atas pelestarian kebudayaan daerah lain.

"Oleh sebab itu, Pemprov DKI memberikan spot untuk pengembangan budaya yang multi kultural ini berkembang di Jakarta. Hibah macam ini tergantung kebijakan Pemprov DKI jakarta. Sejauh untuk mengembangkan kebudayaan, daya fasa, cipta, dan rasa positif, itu kami dukung, minimum untuk pariwisata," kata Sumarsono.

Sumarsono menyebut, Komunitas Reog Ponorogo mengajukan dana hibah sebesar Rp 2,7 miliar. Ia berharap, jika nantinya, Pemprov DKI Jakarta jadi mengalokasikan hibah, prestasi Komunitas Reog Ponorogo semakin meningkat.

Sekretaris Komunitas Reog Ponorogo Regional DKI Jakarta M. Syaiful Jihad mengatakan, hibah itu diperlukan untuk pembaruan properti reog dan pelatihan. Properti reog mereka sudah berusia 5-10 tahun. (Baca: Sumarsono: Hibah TNI/Polri Terpaksa Kami Masukkan di APBD-P 2017)

Sehingga kondisi properti itu sudah banyak yang tak laik pakai. Syaiful mengaku belum pernah mendapat hibah.

"Padahal kami sudah 3 kali mewakili DKI Jakarta dan mendapat piala presiden. Kemudian di UU Nomor 29 Tahun 2007 kan dikatakan kalau Pemprov DKI tidak meninggalkan kebudayaan lain, walaupun memang yang khusus budaya Betawi," kata Syaiful.

Syaiful mengatakan, komunitasnya sudah pernah mengajukan hibah kepada Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 22 Juli 2015 lalu. Pemprov DKI Jakarta, kata dia, menyepakati hibah untuk Komunitas Reog Ponorogo Regional DKI Jakarta sebesar Rp 2,7 miliar.

"Tapi sayangnya sampai di mejanya Pak Ahok, terus hilang ini lho," kata Syaiful.

Kompas TV Plt Gubernur DKI: Harusnya Pak Ahok Terima Kasih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com