JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bertemu dengan sejumlah hijaber di Kafe Typology, Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2017).
Dalam pertemuan itu, Anies membahas sejumlah topik bersama hijabers, salah satunya soal pendidikan.
Adapun isu pendidikan yang dibahas itu berkaitan dengan pengubahan sistem pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jakarta.
(Baca juga: Komentar Anies soal Pemutusan Kontrak Sejumlah PHL DKI Jakarta )
Putri, salah satu hijaber yang ikut dalam pertemuan itu memberikan perhatian lebih soal sistem pendidikan saat ini.
Menurut dia, tak sedikit anak-anak sekolah yang bingung soal nasib mereka setelah lulus dari SMA atau SMK.
"Tapi setelah lulus SMA atau SMK, mereka bingung. Universitas negeri masih bayar, kecuali kedinasan, tetapi itu juga masih bayar. Solusinya apa ya, apakah ada universitas bersubsidi atau subsidi silang?" kata Putri kepada Anies di Jakarta Selatan, Kamis.
Menanggapi itu, Anies mengatakan, pola pikir masyarakat Indonesia masih untuk menuntaskan pendidikan. Pendidikan tuntas itu berjenjang mulai dari SD, SMP, SMA hingga kuliah.
Padahal, kata dia, setelah lulus SMA atau SMK, mereka bisa langsung kerja dan melanjutkan pendidikan kuliah sembari kerja.
(Baca juga: Kepada Anies, Warga Minta Dana KJP Dialokasikan untuk Bimbel)
Oleh karena itu, bila terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta nanti, dia akan mengubah sistem pendidikan SMK di Jakarta.
"Kami akan perbanyak praktik. Dua hari di sekolah, tiga hari di tempat kerja," kata Anies. Sistem itu perlahan akan diubah dengan mengedepankan praktik.
"Ini tidak bisa dikerjakan di kota selain Jakarta. Kalau di Jakarta bisa. Misal tata boga, ada hotel dan restoran banyak, bisa jadi asisten, kemudian bengkel, ada banyak sekali perusahaan," kata dia.