Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sylviana: Jangan Mau Diprovokasi Nanti KJP Hilang

Kompas.com - 22/01/2017, 16:10 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sylviana Murni, meminta ibu-ibu majelis taklim di Masjid Assa'adah untuk tidak terprovokasi isu yang menyebutkan bahwa Kartu Jakarta Pintar (KJP) akan dihapus.

"Jangan mau diprovokasi nanti KJP yang dulu namanya BOS itu ilang, KJP nanti ditingkatkan lagi," kata Sylviana dalam sambutan singkatnya pada acara maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di masjid yang terletak di Jatinegara Timur itu, Minggu (22/1/2017).

(Baca juga: Penjelasan Polri soal "Dana Bansos" pada Surat Panggilan Sylviana)

Sebelum kedatangan Sylviana, ibu-ibu memainkan hadroh atau seni musik. Ketika Sylviana sampai, para pemain hadroh langsung pergi karena tugasnya sudah selesai dan tak sabar ingin menikmati santap siang yang terlewat sejak pagi.

Sebelum menyampaikan sambutannya, Sylviana sempat mengecek mikrofon yang digunakannya dengan menyebut nomor pemilihannya.

"Cek 1 saja, 2 sama 3 enggak usah," celetuk pembawa acara.

Sylvi kemudian menyebut sejumlah programnya, antara lain pembangunan rumah sakit tipe D di setiap kecamatan di Jakarta, menyejahterahkan guru-guru madrasah dan pembangunan infrastruktur untuk kelompok nonprodukti, yaitu lansia dan balita.

Belum sampai dua menit menyampaikan programnya, Sylvi tiba-tiba pamit kepada ibu-ibu yang menunggunya sejak siang.

Kata Sylviana, jadwalnya yang padat membuatnya tak bisa tinggal mendengarkan ceramah ustazah Aisyah.

Ia pun hanya meminta doa kepada ustazah Aisyah sebelum meninggalkan masjid. (Baca juga: Sylviana Murni Ajak Suami Hadiri Apel Siaga Relawan)

Tak lupa, ia mengingatkan warga agar jangan salah memilih pada 15 Februari nanti. Sebab, kata dia, salah pilih bisa berujung penyesalan selama lima tahun.

"Jadi saya mohon maaf udah ditepok-tepokin tangan saya, disuruh keluar karena memang jadwal saya ketat sekali, tadi saya diminta datang untuk hadroh tetapi kurang pas waktunya," ujarnya.

Usai meninggalkan masjid, Sylviana sempat diajak ke balai RW oleh lembaga musyawarah kelurahan dan tokoh setempat. Ia hanya duduk tak lebih dari satu menit untuk berfoto-foto bersama mereka.

Kompas TV Diperiksa 8 Jam, Begini Penjelasan Sylviana Murni
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com