Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cobek, Kemiskinan, dan Hak Anak yang Terabaikan

Kompas.com - 24/01/2017, 17:05 WIB

Cobek yang menjadi sumber penghidupan Tajudin (41), warga Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, tak diduga menjadi bencana. Ia ditangkap dan ditahan selama 9 bulan selama proses hukum karena diduga melakukan eksploitasi pada anak- anak. Niat untuk membantu ternyata berujung pilu.

Tajudin datang ke Tangerang sejak tahun 2005 dan berjualan cobek yang diproduksi warga di desanya, Kampung Pojok, Desa Jaya Mekar, Kecamatan Padalarang. Tiga tahun lalu, ia menyewa petak kontrakan yang dihuni bersama teman satu kampung yang semuanya juga menjual cobek. Setiap pagi, Tajudin mengantar cobek ke pasar atau dijual eceran dengan berkeliling dari rumah ke rumah.

Tahun 2015, dua anak dari desanya, yaitu CN (14) dan DD (13), ikut ke Tangerang bersamanya. "Mereka berdua putus sekolah. Orangtuanya menitipkan mereka kepada saya untuk belajar mencari uang dan supaya tidak menganggur," katanya.

Kedua anak itu pun tinggal di petak kontrakan Tajudin. Mereka hidup saling berbagi satu sama lain.

"Kami patungan untuk membayar sewa kontrakan, tergantung siapa yang punya uang. Uang mereka biasanya untuk diberikan kepada orangtuanya, paling mereka hanya mengambil untuk jajan," ujar Tajudin.

Ia biasanya kembali ke kampung halamannya setiap 15 hari sekali bersama dengan kerabatnya itu. Tajudin membawa uang untuk istri dan anaknya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 700.000 jika dagangannya laris. Setelah itu, ia kembali sambil membawa cobek untuk dijual.

Anak-anak itu, sebagaimana kerabat Tajudin yang lain, membeli cobek dari Tajudin seharga Rp 5.000-Rp 30.000 tergantung ukuran cobek, lalu menjual kembali cobek tersebut dipinggir jalan seharga Rp 20.000-Rp 50.000.

Mempekerjakan anak

Hingga 20 April 2016, Tajudin tiba-tiba ditangkap polisi di Jalan Raya Perumahan Graha Raya, Bintaro, pukul 22.00. Ia dituduh telah melakukan perdagangan manusia dan mengeksploitasi anak-anak. Tajudin pun ditahan dan kasusnya disidangkan di Pengadilan Negeri Tangerang.

Tajudin dinilai telah melakukan eksploitasi karena mempekerjakan anak dari pukul 14.00 hingga pukul 22.00 tanpa perlindungan. Anak-anak itu berjualan cobek di pinggir jalan tak berpeneduh di kompleks Villa Melati Mas dan BSD City, Serpong, Tangerang Selatan.

Kepala Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan mengatakan, polisi menangkap Tajudin karena ia mempekerjakan anak-anak untuk mendapat keuntungan. Anak-anak harus menyetor uang sebesar Rp 30.000 per hari.

"Anak-anak itu dimanfaatkan untuk mendapat belas kasihan sehingga orang tergerak untuk membeli cobek. Sebelumnya, tidak hanya dua anak ini yang dipekerjakan," kata Ayi.

Neneng Hardiana (47), Ketua RT 003 RW 015 Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, yang tinggal tepat di depan kontrakan Tajudin, mengatakan, selama ini Tajudin mengantar anak-anak itu dengan sepeda motor setiap pukul 14.30 dan dijemput malam hari.

"Setiap pagi, Pak Tajudin mencuci baju anak-anak itu. Mereka tinggal ramai-ramai, ada banyak, yang lain orang dewasa. Lalu kalau pulang kampung juga bareng-bareng. Ketika kembali bawa cobek dari kampung untuk dijual," kata Neneng.

Sisi sosiologis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com