JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, ingin mengembangkan reverse osmosis atau pengolahan air laut menjadi air minum di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.
"Yang saya lihat pertama itu soal air reverse osmosis yang harus dikembangkan. (Pengolahan) air laut jadi siap minum," kata Ahok di Pulau Pramuka, Senin (30/1/2017).
Menurut dia, sudah ada reverse osmosis di Pulau Kelapa. Hanya saja, kapasitasnya terlalu kecil sehingga tidak mencukupi kebutuhan warga. Di sisi lain, biaya produksinya cukup tinggi. Ahok menyarankan, pembuatan reverse osmosis dengan kapasitas yang lebih besar.
Ahok mengatakan, semakin besar kapasitasnya akan semakin murah biaya produksinya.
"Kalau produksi itu paling sekitar Rp 13-15 ribu per meter kubik. Bandingkan dengan Rp 15 ribu per liter, kalau 20 liter saja (harganya) Rp 3.000 kan berat, ya kan Rp 150 per liter. Jadi kalau produksi banyak bisa Rp 15 per liter," kata Ahok.
Ahok menjelaskan, pengembangan reverse osmosis di Pulau Kelapa masih terkendala ketersediaan listrik. Sekarang listrik sudah tercukupi di Pulau Kelapa. Setelah kembali aktif menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok berjanji akan merealisasikan reverse osmosis di Pulau Kelapa.
"Saya mesti balik (aktif jadi gubernur) dulu," kata Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.