JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpesan agar pejabat dan tokoh nasional Indonesia jangan sampai anti terhadap kritik.
Dia mengucapkan hal tersebut saat pidato kampanye calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, di Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2017).
"Kalau ada yang bilang Prabowo mengkritik pemerintah, kritik itu baik. Jangan adu domba saya dengan Jokowi. Saya teman Jokowi," kata Prabowo di hadapan ratusan anak muda dalam kampanye "Rabu Bersama".
Menurut Prabowo, kritik adalah hal yang lumrah dan tidak perlu dipersoalkan. Dia turut menyinggung, jika pejabat-pejabat terdahulu mau mendengarkan kritik, bisa jadi mereka tidak tersangkut kasus yang kini menjeratnya hingga ke dalam penjara.
"Saya tengok sahabat saya di lembaga pemasyarakatan, dan saya kaget, banyak bupati ini itu, ada yang mantan birokrat. Kalau banyak pejabat yang mau dengar kritik, mau mawas diri, tentunya tidak masuk penjara," kata Prabowo.
Menurut Prabowo, kritik dibutuhkan di kalangan masyarakat yang beradab. Lebih jauh lagi, masyarakat beradab di Indonesia harus mau melakukan otokritik atau kritik terhadap diri sendiri untuk perbaikan.
Dia mencontohkan dirinya sendiri kala masih aktif sebagai tentara. Prabowo mengaku mempunyai kebiasaan lupa akan hal-hal kecil. Ketika dia memeriksa penampilannya dan hendak keluar ruangan, anak buahnya mengingatkan bahwa ritsleting celana Prabowo belum tertutup rapat.
"Saya mau marah sama dia, tapi dia baik. Dia benar, dia mengoreksi saya. Jangan sampai nanti saya tampil di depan orang ritsleting saya terbuka," ujar Prabowo.
Nasihat mengenai kritik ini dihubungkan Prabowo dengan situasi politik masa kini yang dinilai mudah panas dan tegang. Dari hal tersebut, Prabowo mengimbau supaya generasi muda tidak mudah terpancing dan tetap bijak dalam menyikapi persoalan, khususnya yang berkaitan dengan kondisi negara saat ini.