Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Keuangan Pemprov DKI Tahun 2016 Selesai Disusun

Kompas.com - 07/02/2017, 15:38 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan laporan keuangan Pemprov DKI tahun anggaran 2016. Laporan keuangan itu akan segera dilaporkan ke Badan Pengawas Keuangan (BPK) RI.

Saefullah menjelaskan, penyelesaian laporan keuangan kali ini dilakukan lebih cepat dari biasanya. Pada tahun sebelumnya, penyelesaian laporan keuangan diselesaikan pada Maret atau tiga bulan setelah tutup buku.

Namun, tahun ini pencatatan lebih cepat karena menggunakan sistem berbasis akrual. Sistem ini mempermudah pencatatan neraca pembayaran Pemprov DKI.

"Kami sudah siapkan, tinggal kami serahkan ke BPK. Kami kan pakai accrual basis, jadi neraca keuangan sudah oke, cash flow bisa dilihat setiap hari, saldo juga bisa dimonitor. Jadi setiap hari bisa dimonitor keuangan kami," kata Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2017).

Namun, ada salah satu permasalahan yang bisa membuat laporan keuangan Pemprov DKI menjadi buruk, yaitu temuan BPK terkait piutang dari kewajiban yang belum tertagih. Piutang itu, kata Saefullah, nilai sebesar Rp 11,8 triliun.

Angka itu merupakan akumulasi kewajiban yang belum tertagih sejak 15 hingga 20 tahun lalu.

Saefullah mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus bernama majelis pertimbangan aset daerah. Tim itu akan menelusuri piutang kewajiban dari pihak-pihak mana saja yang belum terselesaikan.

"Temuan BPK Rp 11,8 triliun itu bikin catatan buruk keuangan kami, makanya harus diselesaikan. Kalau memang itu ada ya mana barangnya, kalau ada barang yang belum dicatat ya dicatat," ujar Saefullah.

"Ini kalau cuma catatan, barangnya enggak ada, buat apa. Makanya kami minta tolong dihapus sama BPK. Ditelusuri dulu, kalau udah enggak ketemu gimana?" kata Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com