Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panwaslu Jakbar Soroti Kurangnya Sosialisasi Teknis Pencoblosan

Kompas.com - 16/02/2017, 15:19 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Panwaslu Jakarta Barat Puadi memberikan sejumlah catatan pada KPU DKI Jakarta terkait pelaksanaan pilkada. Salah satu catatan adalah masih kurangnya pengetahuan KPPS (Kelompok Panitia Pemungutan Suara) mengenai aturan pemungutan suara.

"Pengalaman pribadi saya saja, waktu ke TPS (tempat pemungutan suara) sama istri kemarin, petugas KPPS minta KTP asli. Padahal, saya sudah ada formulir C6 (surat pemberitahuan untuk memilih). Langsung saya tegur petugasnya," kata Puadi kepada Kompas.com, Kamis (16/2/2017) siang.

Menurut Puadi, warga yang telah menerima formulir C6 tidak perlu lagi membawa KTP dan KK asli ke TPS. Pemegang formulir C6 itu berarti warga yang sudah masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) di TPS tersebut.

Berbeda dengan kondisi di mana ada warga yang belum terdaftar di DPT. Menurut Puadi, mereka bisa datang ke TPS dan mendaftar untuk dimasukkan ke daftar pemilih tambahan (DPTb) dengan menyertakan persyaratan tertentu.

Syarat yang dimaksud, kata Puadi, adalah KTP elektronik dan KK (Kartu Keluarga) asli. Jika belum memiliki e-KTP, maka dari jauh-jauh hari harus minta surat keterangan (suket) dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat agar diizinkan memilih di TPS tersebut.

"Kemarin saya nahan warga yang pindah TPS, dia bawa formulir A5, TPS-nya di Tanah Tinggi tapi mau pilih di Semanan. Sudah benar sih, tapi pas ditanya dapat C6 enggak, dia bilang enggak. Terus, A5-nya tulis tangan, bukan cetakan print komputer. Kami tolak," tutur Puadi.

(Baca: Warga Cengkareng Jelaskan Kendala Pencoblosan di TPS 88 Kemarin)

Puadi juga menyoroti banyaknya warga yang mempermasalahkan mengapa dirinya tidak menerima formulir C6. Padahal, setelah ditanya, mereka memang belum masuk dalam DPT sehingga tidak menerima C6.

Juga masih banyak warga yang tidak bawa dokumen asli, seperti KK dalam bentuk fotokopi. Sejumlah perdebatan dan kurangnya pengetahuan KPPS di lapangan akan menjadi bahan evaluasi Panwaslu Jakbar kepada KPUD DKI.

Puadi berharap, dari evaluasi tersebut, KPU DKI bisa meningkatkan sosialisasi kepada warga dan bimtek (bimbingan teknis) bagi KPPS.

"Ini jadi catatan kami, bahan evaluasi karena sosialisasinya masih kurang," ujar dia.

Kompas TV Juru bicara dan ketua timses dari tiga pasangan calon kandidat gubernur dan wakil gubernur angkat bicara soal hasil suara sementara versi quick count
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com