Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Sebut Kebon Pala dan Jalan Jatinegara Barat Banjir karena Belum Dinormalisasi

Kompas.com - 16/02/2017, 15:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Camat Jatinegara Nasrudin Abu Bakar menjelaskan penyebab banjir terjadi di kawasan Kebon Pala Tanah Rendah dan Jalan Jatinegara Barat di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

Menurut Nasrudin, banjir di Kebon Pala Tanah Rendah, khususnya di RW 08, terjadi karena proyek normalisasi belum masuk ke daerah tersebut.

"Yang namanya Kebon Pala Tanah Rendah itu kan memang proyek normalisasi belum masuk sampai ke situ, jadi masih kali yang lama," kata Nasrudin kepada Kompas.com, Kamis (16/2/2017).

Menurut dia, di kawasan itu belum ada tanggul seperti di Kampung Pulo yang sudah dinormalisasi. Karenanya, banjir di kawasan itu paling parah hari ini. Namun, dia mengatakan, kawasan itu nantinya juga akan dinormalisasi seperti di Kampung Pulo.

Karena banjir hari ini, puluhan warga Kebon Pala Tanah Rendah mengungsi. Siang ini, warga yang mengungsi akan mendapat bantuan makan 1.000 nasi boks dari Dinas Sosial DKI.

"Jam sembilan pagi tadi ada yang mengungsi ke masjid 50 orang dan di pos RW ada 15 orang," ujar Nasrudin. (Baca: Ketinggian Genangan Air di Kampung Pulo Capai 1,5 Meter)

Sementara itu, pagi tadi, Jalan Jatinegara Barat dekat Jembatan Tongtek juga sempat banjir. Akibatnya, arus lalu lintas dari arah Terminal Kampung Melayu ke Matraman jadi tersendat. Hal itu juga sempat mengganggu perjalanan transjakarta.

Penyebab banjir juga sama. Air Sungai Ciliwung masuk ke Jalan Jatinegara Barat dari daerah yang belum dinormalisasi atau belum ada tanggul.

"Di sekitar (Jembatan) Tongtek itu ada ruko, di belakang ruko itu normalisasi belum sampai. Jadi, air itu muter lewat belakang ruko, balik lagi ke Jalan Jatinegara Barat," ujar Nasrudin.

Sebelumnya, kawasan Kebon Pala Tanah Rendah hingga siang tadi masih digenangi banjir. Di rumah Mansur, salah satu warga RT 03 RW 07 Kebon Pala Tanah Rendah, ketinggian banjir masih sekitar 80 sentimeter.

Banjir yang sempat setinggi 1,2 meter itu perlahan surut. Mansur mengakui, daerah ini belum dinormalisasi seperti di Kampung Pulo.

"Katanya tahun 2017 ini mau dibikin seperti di Kampung Pulo, nanti 2018 selesai. Namun, itu belum dimulai. Baru ada yang datang, ngukur-ngukur," ujar pria tersebut, yang sudah tinggal 30 tahun di kawasan itu. (Baca: Warga Kampung Pulo: Saya Keluar Rumah, Tahu-tahu Sudah Banjir Selutut)

Kompas TV Sebagian ruas Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, terendam banjir setinggi 50 cm. Banjir mengakibatkan kemacetan panjang dari arah Cawang menuju Matraman. Warga mengatakan, meski terdapat normalisasi Kali Ciliwung di kawasan Kampung Pulo, namun normalisasi di Bukit Duri belum rampung sehingga air meluap ke permukiman warga. Sementara itu, banjir juga membuat toko dan perkantoran tutup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com