Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Ahok Saat Debat Dibantah Warga Rusun Rawa Bebek

Kompas.com - 20/02/2017, 07:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Saat debat calon gubernur- wakil gubernur pada 27 Januari lalu, cagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sempat mengatakan bahwa saat ini air bersih yang dijual ke warga sudah murah. Saat itu, Ahok (sapaan Basuki) menyebut harga air bersih yang dijual untuk warga miskin hanya Rp 1.050 per kubik.

Namun, pernyataan Ahok itu dibantah sejumlah warga penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur. Menurut warga, saat ini harga air bersih yang harus mereka bayar setiap bulannya mencapai Rp 5.500 per kubik.

"Kalau di media kayaknya enak bener, ngomong begini-begini, semuanya baik-baik. Itu yang kemarin warga komplain. Di debat dia ngomong pembayaran air Rp 1.200. Faktanya di sini kami bayar Rp 5.500. Jadi yang bohong siapa?" kata Ketua RW 17, Muhammad Rais (44), saat ditemui Kompas.com, Kamis (16/2/2017).

(Baca: Ahok Ingin Subsidi Air dan Gratiskan Biaya Pemasangan)

RW 17 adalah RW yang membawahi enam RT di Rusunawa Rawa Bebek. Rusunawa Rawa Bebek saat ini menjadi tempat relokasi bagi warga yang digusur dari Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara; dan bantaran kali Ciliwung di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.

Rais menceritakan saat pertama kali tiba di Rusunawa Rawa Bebek, sumber air bersih yang dipasok untuk warga berasal dari sumur bor. Dia menyebut instalasi air PAM baru terpasang setelah warga mengeluhkan kondisi air dari sumur bor yang dinilai tidak layak pakai.

Kepada pengelola, Rais menyatakan bahwa kondisi tersebut berbeda dengan saat mereka masih tinggal di Pasar Ikan. Karena di tempat tinggal yang lama, pasokan air bersih berasal dari air PAM.

"Kami digusur dari Pasar Ikan karena dianggap sampah masyarakat, dianggap pembohong, menduduki tanah negara, terus dikasih air seperti ini, maaf-maaf kata, kami punya air PAM dan (airnya) tidak kuning begini," ujar Rais.

Pernyataan Rais dibenarkan oleh warga. Menurut Effendi (69), setiap bulannya keluarganya bisa menghabiskan sekitar 14-15 kubik air bersih.

"Setiap bulannya habis Rp 75.000," ujar pria yang juga berasal dari Pasar Ikan itu.

Sementara itu, Nuraini (40) berharap tarif air bersih di Rusunawa Rawa Bebek bisa segera diturunkan sesuai yang diucapkan Ahok.

"Saya dengar tuh Pak Basuki bilangnya Rp 1.200 waktu debat. Warga saya tahu nonton pas debat," ujar Nur.

Saat dikonfirmasi, Kepala Satuan Pelayanan Rusunawa Rawa Bebek Ade Setyartini menyebut air bersih di lokasi tersebut dipasok oleh Aetra. Dia menyebut tarif Rp 5.500 per kubik mengacu pada harga yang ditentukan oleh Dinas Perumahan DKI Jakarta.

"Airnya dibikin penampungan terus disebar ke tiap unit. Di tiap unit ada meteran tersendiri. Contohnya dia bulan ini pemakaiannya lima kubik. Nanti dikali Rp 5.500," ucap Ade.

Saat debat kedua, Ahok sempat mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI sudah membantu penyediaan air bersih bagi warga tidak mampu dengan memberikan subsidi melalui public service obligation (PSO).

PSO membuat Pemprov DKI yang menanggung biaya dengan nilai tertentu yang tidak bisa dibayar oleh warga.

“Ini yang kami namakan bagaimana mengadministrasi keadilan sosial yang mampu membayar lebih dan yang tidak mampu kami subsidi. Persoalan air kami sadar betul, orang tidak mampu membeli air Rp 20.000 sampai Rp 50.000 per kubik. Padahal air yang kami jual untuk orang miskin hanya Rp 1.050 per kubik. Ini tentu hal yang jauh sekali,” kata Ahok.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, status bendung Katulampa yang sempat siaga II sudah turun. Begitu pula yang terjadi di pintu air Manggarai. Akibat status siaga II Bendung Katulampa, wilayah yang termasuk daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung terendam banjir. Atas hal ini, Ahok langsung menggelar rapat bersama Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendarwan. Dia menegaskan Pemprov DKI Jakarta tetap akan melakukan normalisasi sungai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com