Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Tarif Air Bersih Rusunawa Rawa Bebek Capai Rp 5.500 Per Kubik

Kompas.com - 20/02/2017, 15:25 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Aetra Air Jakarta menjelaskan penyebab tarif air bersih di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, mencapai Rp 5.500 per meter kubik.

Aetra diketahui merupakan perusahaan yang memasok air bersih di lokasi tersebut.

Corporate Communication PT Aetra, Rika Anjulika, menyatakan, pengenaan tarif di rusunawa mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis Air Minum PDAM.

Ia menyebut tarif Rp 5.500 merupakan tarif yang berlaku untuk rumah susun kategori sederhana.

"Kalau dari kita harusnya tidak segitu, lebih besar malah. Itu sudah disubsidi," kata Rika kepada Kompas.com, Senin (20/2/2017).

Tarif air bersih di Rusunawa Rawa Bebek diketahui mencapai Rp 5.500 per meter kubik. Padahal, saat debat calon gubernur dan calon wakil gubernur pada 27 Januari lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI sudah memberikan subsidi air bersih untuk warga miskin.

Dengan demikian, tarif air bersih yang dikenakan hanya Rp 1.050 per meter kubik. Menurut Rika, dalam Pergub Nomor 11 Tahun 2007 memang terdapat penjelasan mengenai besaran tarif seperti yang disebutkan Ahok.

Ia menyebut tarif Rp 1.050 per meter kubik adalah tarif yang diperuntukkan pada rumah susun sangat sederhana. Rusunawa sangat sederhana diketahui merupakan rusunawa yang per unitnya memiliki luas 21 meter persegi.

"Statement-nya sebenarnya sama-sama benar, tetapi harus dijelaskan ngambilnya dari mana. Pak Gubernur benar Rp 1.050, warga juga benar Rp 5.500," kata Rika. (Baca: Pernyataan Ahok Saat Debat Dibantah Warga Rusun Rawa Bebek)

Rika mengatakan, saat ini sudah tidak ada lagi tarif air bersih untuk rusunawa yang sebesar Rp 1.050. Sebab, kata dia, tidak ada lagi rusunawa milik Pemprov DKI yang per unitnya memiliki luas 21 meter persegi.

Saat ini, luas unit di rusunawa-rusunawa milik Pemprov DKI diketahui minimal mencapai 36 meter persegi.

"Rumah susun sangat sederhana sebenarnya sudah enggak ada lagi ya karena tipenya biasanya 21 dan tidak ada fasilitas yang memadai," kata Rika.

Kompas TV Soal Rusun Rawa Bebek, Ini Tanggapan Warga Bukit Duri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com