Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Jawab Rumor yang Tuding Dirinya Berpihak ke Pengembang

Kompas.com - 07/03/2017, 08:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada acara Satu Meja di Kompas TV, Senin (6/3/2017) malam, calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menanggapi rumor yang menyatakan dirinya berpihak kepada pengembang.

"Sekarang saya tanya, yang nikmatin KJP (Kartu Jakarta Pintar), nikmatin naik bus, itu pengembang atau siapa," tanya Ahok dalam acara yang dipandu Pemimpin Redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo itu.

Ahok kemudian bercerita soal pajak yang dikenakan kepada pengembang pada masa kepemimpinannya saat ada pengembang yang minta izin menaikan koefisien lantai bangunan (KLB). Dulu, kata Ahok, pengembang mungkin bisa menyogok pejabat DKI puluhan miliar saja agar bisa menaikan KLB.

"(Tapi) kamu (pengembang) sekarang mesti bayar berapa ratus miliar," ujar Ahok.

Salah satu contoh proyek yang memanfaatkan uang pengembang dari KLB di kepemimpinannya, kata Ahok, yaitu proyek pembangunan simpang susun Semanggi senilai kurang lebih Rp 300 miliar.

Ahok juga mengungkapkan, ada pengembang yang mesti membayar Rp 700 miliar ke Pemprov DKI. Karena itu, Ahok bingung mengapa dirinya dibilang melindungi pengembang.

"Pengembang gue palakin Rp 700 miliar. Gimana rumusnya orang dipalakin 700 miliar bersekutu dengan dia. Sementara yang dulu enggak pernah minta duit sesen pun, tapi bisa dapat izin, kita enggak tahu nih, (tapi) kok enggak dibilang bersekutu sama pengembang," kata Ahok.

Ahok juga bercerita tentang kebijakannya yang bukan pro pengembang. Pemprov DKI, kata dia, membeli lahan untuk membangun 188 ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Jakarta. Lahan tersebut kemudian dijadikan taman publik.

"Sekarang ada enggak taman yang saya beli, saya gusur jadi mal, (atau) jadi apartemen? Enggak ada. Kami jadikan RPTRA 188 lokasi. Tahun ini kami mau bangun di 200 lokasi. Kalijodo saya gusur. Kalau zaman dulu (kalau) digusur, jangan-jangan jadi mal, hotel," ujar Ahok.

Untuk membangun RPTRA Kalijodo pun, Ahok meminta dana dari CSR (Corporate Social Responsibility) pengembang. Namun, Ahok masih heran dengan munculnya fitnah bahwa Kalijodo dijual ke pengembang yang membangun RPTRA itu.

Meski begitu, Ahok senang difitnah karena ia bertekad menunjukan bahwa fitnah tersebut tidak benar.

"Kadang saya ketawa juga, kalau fitnahnya orang bodoh gitu ya saya masih maklum. Ini pinter, kok, masih bodoh begitu fitnahnya," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com